Kepemimpinan dakwah KH. Mas’ud Abdul Qodir pengasuh Pondok Pesantren Modern Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal

Rohmah, Ulia Fajriatur (2019) Kepemimpinan dakwah KH. Mas’ud Abdul Qodir pengasuh Pondok Pesantren Modern Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of skripsi_121311086_lengkap]
Preview
Text (skripsi_121311086_lengkap)
121311086_ SKRIPSI.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (4MB) | Preview

Abstract

Kepemimpinan dakwah merupakan suatu sifat atau sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh seseorang yang menyampaikan dakwah (da’i) yang mendukung fungsinya untuk menghadapi publik dalam berbagai kondisi dan situasi. Da’i dengan sifat dan sikapnya dalam kehidupan sehari-hari dipandang sebagai pemimpin masyarakat. Oleh karena itu, boleh dikatakan bahwa kepemimpinan dakwah merupakan syarat yang harus dimiliki oleh seorang da’i. Pemimpin memiliki sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan kepribadian sendiri yang unik dan khas, sehingga tingkah laku dan gayanya lah yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya
Kaitannya dengan ini, di Kabupaten Kendal, tepatnya di Ngadiwarno Sukorejo Kendal terdapat seorang Kyai alumni Gontor yaitu KH. Mas’ud Abdul Qodir yang merupakan pendiri sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah. Adapun penelitian ini merupakan salah satu upaya penulis untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan dakwah KH. Mas’ud Abdul Qodir di dalam pondok pesantren dan masyarakat. Dalam penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan tujuan untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Karena penelitian ini tergolong penilitian non hipotesis. Dimana peneliti setelah memperoleh data kemudian data tersebut dikumpulkan, disusun, dirangkum, dijelaskan dan selanjutnya dianalisis untuk memperoleh kesimpulan secara umum. Sedangkan data diambil menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan dakwah KH. Mas’ud Abdul Qodir di dalam pondok pesantren adalah: 1) KH. Mas’ud Abdul Qodir dalam kepemimpinannya mempunyai beberapa sifat (kelebihan) dalam artian indikator kepemimpinannya meliputi kapasitas, prestasi, tanggung jawab, partisipasi, dan status sosial ekonomi yang cukup tinggi di pondok pesantren Darul Amanah sehingga berhasil memimpin pondok pesantren dan tetap dipercaya oleh masyarakat serta pemerintah sebagai lembaga pendidikan agama. 2) Sebagai pendiri sekaligus pimpinan pesantren KH. Mas’ud Abdul Qodir senantiasa mencerminkan sebagai suri tauladan yang baik bagi santri, pengurus pondok, ustadzh ustadzah, dengan kata lain kepemimpinannya dipandang istimewa dan berwibawa, ramah dan tegas. Terlebih selalu lebih istiqomah, disiplin, kontroling sendiri dalam kegiatan-kegiatan pondok pesantren, selalu menerima keluhan dari pondok dan bisa mengatasi masalah-masalah yang terjadi di pondok, tegas dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Selain sebagai pimpinan beliau juga sebagai penasehat bagi santri, pengurus pondok pesantren, ustadz ustadzah, agar menjadi pribadi yang lebih baik, selalu berbuat kebaikan dan meninggalkan kejelekan serta dapat bersama-sama membangun dan mengembangkan Pondok Pesantren Darul Amanah. 3) Tipe kepemimpinan KH. Mas’ud Abdul Qodir di dalam pondok pesantren adalah kharismatik, dimana sikap keteladanan dan kharisma yang melekat pada diri KH. Mas’ud Abdul Qodir cukup tinggi, sehingga fatwa dan nasehat dari beliau dapat diterima dan dilaksanakan oleh para santri pengurus pondok ustadz ustadzah, guru maupun keluarga ndalem. Dan juga terlihat dari sikap santri, pengurus pondok ustadzh ustadzah maupun yang lainnya yang selalu sendiko dawuh dalam melaksanakan perintah beliau. Dengan kharisma dan daya tarik yang luar biasa tinggi mengakibatkan berkembangnya pondok pesantren dari masa ke masa dengan jumlah santrinya yang dahulu hanya 60 santri dan sekarang kian bertambah mencapai 2000 lebih santri dan 170 mahasiswa SETIA WS. Tipe kepemimpinan KH. Mas’ud Abdul Qodir juga bersifat demokratis, terlihat pula dalam pengambilan keputusan/ memutuskan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan pondok pesantren ataupun permasalahan yang ada di pondok pesantren, selalu diputuskan dengan musyawarah dan berdasarkan keputusan bersama, terwujud dengan adanya rapat yang dilaksanakan di pondok pesantren sendiri, itu merupakan sebagai bentuk beliau mengajarkan dan melestarikan kehidupan demokratis di kehidupan pondok pesantren. Tipe kepemimpinan KH. Mas’ud Abdul Qodir juga bersifat paternalistik, paternalistik disini adalah KH. Mas’ud Abdul Qodir yang senantiasa dipanggil dengan sebutan “Abah atau Pak yai” di kalangan pondok pesantren. Beliau mempunyai rasa kasih sayang, ramah, penolong, perhatian terhadap para santrinya. Selain itu beliau selalu mengkader membina mendidik anak didiknya (santri). Beliau mempunyai jiwa selalu membimbing dan menganggap orang lain (santri, pengurus pondok ustadz ustadzah, pengurus OSDA) itu santri semua selain beliau.
Sedangkan kepemimpinan dakwah KH. Mas’ud Abdul Qodir di masyarakat adalah: 1)K H. Mas’ud Abdul Qodir dalam kepemimpinannya di masyarakat juga mempunyai beberapa sifat (kelebihan) dalam artian indikator kepemimpinannya meliputi kapasitas, prestasi, partisipasi, dan status sosial ekonomi yang cukup tinggi di masyarakat sehingga tetap dipercaya oleh masyarakat serta pemerintah sebagai lembaga pendidikan agama. 2) KH. Mas’ud Abdul Qodir juga merupakan seorang tokoh agama (kyai) bagi masyarakat, yang mana beliau dimasyarakat sebagai suri tauladan, guru rohani (spiritual), sumber nasehat atau sumber fatwanya masyarakat. Beliau sendiri mempunyai sikap atau perilaku yang menarik di antaranya mempunyai kebesaran hati dan jiwa, kedewasaan dalam berpikir, sederhana, sabar, bertanggung jawab, dermawan, bijaksana, adil dan tegas dalam mengambil keputusan, sumber fatwa dan sumber nasehatnya masyarakat, selalu menerima keluhan dari masyarakat, bisa mengatasi masalah-masalah yang terjadi di masyarakat dan tegas dalam menyelesaikan masalah. 3) Tipe kepemimpinan KH. Mas’ud Abdul Qodir di masyarakat adalah kharismatik, dimana ungkapan-ungkapan atau petuah-petuah yang dikemukakan oleh beliau banyak didengarkan, dipatuhi dan dilaksanakan oleh masyarakat. Banyak dari masyarakat yang sowan ke rumah beliau untuk sekedar berkonsultasi tentang masalah kehidupan maupun agama, dengan harapan dapat memecahkan masalahnya dan mendapat restu dan do’a maupun nasehat yang diberikannya. Tipe kepemimpinan KH. Mas’ud Abdul Qodir juga bersifat demokratis, terlihat pula dalam pengambilan keputusan/ memutuskan segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di masyarakat, selalu diputuskan dengan musyawarah dan berdasarkan keputusan bersama, terwujud dengan adanya rapat yang dilaksanakan di di masyarakat seperti pada rapat madrasah diniyah, takmir masjis, jam’iyah, majelis ta’lim dan lain sebagainya.Tipe kepemimpinan KH. Mas’ud Abdul Qodir juga bersifat paternalistik. Paternalistik disini adalah KH. Mas’ud Abdul Qodir yang senantiasa dipanggil dengan sebutan “Pak yai” di kalangan masyarakat.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Kepemimpinan; Dakwah; Kyai; Pondok pesantren
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.7 Propagation of Islam > 297.74 Dakwah
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.7 Propagation of Islam > 297.77 Islamic religious education
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70230 - Manajemen Dakwah (MD)
Depositing User: Maulana Handy
Date Deposited: 12 Feb 2020 06:13
Last Modified: 23 May 2021 06:07
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10598

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics