Analisis pendapat Yusuf Qardhawi tentang hukum bekerja sebagai pengemis

Widiyanti, Achyatun (2019) Analisis pendapat Yusuf Qardhawi tentang hukum bekerja sebagai pengemis. Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of Skripsi_1502036120_Lengkap]
Preview
Text (Skripsi_1502036120_Lengkap)
1502036120.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB) | Preview

Abstract

Berdasarkan Permensos No. 08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial, yang dimaksud dengan “pengemis” adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Sehubungan dengan “pengemis”, Yusuf Qardhawi berpendapat, bahwa hukum mengemis yaitu “haram”, tetapi pekerjaan “mengemis atau meminta-minta manakala dalam kondisi “terpaksa”, semisal karena terhimpit hutang dan tidak memiliki harta sama sekali, dan atau karena tertimpa musibah sehingga menghabiskan harta bendanya. Apabila demikian, maka “mengemis” diperbolehkan. Namun demikian, realitanya di Indonesia sendiri “mengemis” bukan karena “keterpaksaan”.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan. Pertama, bagaimana pendapat Yusuf Qardhawi mengenai hukum bekerja sebagai pengemis ?; Kedua, bagaimana relevansi pekerjaan mengemis menurut pendapat Yusuf Qardhawi dengan kondisi kekinian di Indonesia ?
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu sebuah penelitian normatif dan bersifat kualitatif. Karena penekanannya, menggunakan kajian teks. Sedangkan sumber data diperoleh dari data sekunder atau bahan hukum primer, yaitu kitab Al-Ḥalāl wa al-Ḥarām fi al-Islām karya Yusuf Qardhawi, buku-buku, Perundang-undangan dan lain sebagainya yang ada keterkaitan dengan pembahasan skripsi yang peneliti angkat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan teknik dokumentasi. Setelah mendapatkan data yang diperlukan, maka data tersebut peneliti analisis dengan metode deskriptif-analisis.
Penelitian ini menyimpulkan, 1. Menurutnya, pada dasarnya hukum bekerja adalah “mubah”, kemubahan ini akan menjadi wajib bagi tiap-tiap muslim laki-laki demi mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarganya, namun apabila ia enggan bekerja atau bermalas-malasan dengan alasan ia sedang berpuasa atau beribadah dan atau ia sedang bertawakal kepada Tuhannya, maka “tidak bekerjanya” dihukumi “haram” atau berdosa. Demikian pula (haram) bekerja sebagai “pengemis”. Tetapi, apabila ia (pengemis) adalah orang yang menanggung suatu tanggungan, seorang yang ditimpa musibah yang menyebabkan hilangnya harta, dan atau seorang yang ditimpa bencana yang menyebabkan hilangnya semua harta, seperti ditimpa tsunami, gempa bumi, gunung meletus, dan sebagainya, maka “mengemis” diperbolehkan. 2. Pekerjaan mengemis sebagaimana yang diharamkan menurut Yusuf Qardhawi, apabila dikaitkan dengan kondisi kekinian di Indonesia adalah relevan, pasalnya, pengemis di Indonesia adalah mereka yang “menggelandang dan mengemis” karena malas dalam bekerja selain itu di Indonesia pekerjaan mengemis adalah dilarang berdasarkan Pasal 504 KUHP.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Yusuf Qardhawi ; Bekerja ; Pengemis; Fikih; gelandangan
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.27 Islam and social sciences > 297.273 Islam and economics
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74234 - Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Depositing User: Muhammad Khozin
Date Deposited: 29 Feb 2020 03:34
Last Modified: 29 Feb 2020 03:34
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10748

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics