Keseimbangan hak dan kewajiban suami isteri menurut pemikiran Imam al-Nawawi dalam membentuk keluarga sakinah (perspektif bimbingan dan konseling keluarga islam)

Fahrudin, Muhamad (2007) Keseimbangan hak dan kewajiban suami isteri menurut pemikiran Imam al-Nawawi dalam membentuk keluarga sakinah (perspektif bimbingan dan konseling keluarga islam). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.

[thumbnail of 1101184_Muhamad Fahrudin.pdf]
Preview
Text
1101184_Muhamad Fahrudin.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini berusaha untuk memfokuskan dan mencurahkan segenap pikiran dan wawasan dalam rangka melacak dan mengetahui: (1) Pemikiran al-Nawawi tentang keseimbangan hak dan kewajiban suami isteri dalam membangun keluarga sakinah. (2) Bagaimana Pemikiran al-Nawawi tentang membangun keluarga sakinah dalam prespektif Bimbingan dan Konseling Keluaraga Islam
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Setelah data penelitian terkumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis isi (content analysis), dengan menggunakan pendekatan normative teologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Menurut Imam al-Nawawi keseimbangan hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga, tidak harus sama persis. Melainkan yang dimaksud dengan keseimbangan di sini bukanlah kesamaan wujud sesuatu dan karakternya, tetapi yang dimaksud adalah bahwa hak-hak antara mereka itu saling mengganti dan melengkapi. Sesuai dengan kedudukan masing-masing sebagai anggota keluarga. Maka tidak ada suatu pekerjaan yang dilakukan oleh isteri untuk suaminya melainkan si suami juga harus melakukan sesuatu perbuatan yang seimbang untuk istrinya. Meskipun demikian Imam al-Nawawi mengakui bahwa suami memiliki satu tingkatan kelebihan daripada istri. Kelebihan di sini bukan berarti suami berhak melakukan sekehendak hati, suami wajib memperlakukan istri dengan baik dan tidak boleh menyakitinya dan harus memberinya nafkah sesuai dengan kemampuannya. (2) Imam al-Nawawi di sisi lain juga memberikan keterangan dan indikasi untuk mengakui perlu adanya keseimbangan antara suami istri. Hanya mereka dibedakan pada status fungsional saja. Suami mencari nafkah dan memberi keperluan secara materiil sedangkan istri menjadi pemimpin dalam kerangka psikis, kasih sayang dan emosionalitasnya dalam keluarga. (3) Mengingat tujuan Bimbingan dan Konseling Keluarga Islam adalah menciptakan keluarga yang harmonis, sakinah, mawaddah wa rahmah, yang dilandasi dengan rasa kasih dan sayang, saling menghormati dan konsekuensi, maka keseimbangan hak dan kewajiban suami istri menurut Imam al-Nawawi dapat diterapkan dalam bimbingan konseling keluarga Islam dalam rangka menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah yang dicita-citakan keluarga Islam.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Perkawinan Dalam islam; Hak dan Kewajiban Suami Istri; Imam Nawawi
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.7 Propagation of Islam > 297.74 Dakwah
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70232 - Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
Depositing User: Umar Falahul Alam
Date Deposited: 13 Jul 2020 08:17
Last Modified: 13 Jul 2020 08:17
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11525

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics