Hirarkhi alam menurut Suhrawardi

Subki, Subki (2008) Hirarkhi alam menurut Suhrawardi. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.

[thumbnail of Skripsi 4101151 Subki]
Preview
Text (Skripsi 4101151 Subki)
4101151_SUBKI.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB) | Preview

Abstract

Alam merupakan sebuah entitas yang menarik untuk diteliti, yang menjadi kajian penelitian dalam ini adalah alam semesta dan benda-benda yang terdapat di dalamnya yang hubungannya mencakup intregasi dan relasi tiga realitas antara Allah, makrokosmos dan mikrokosmos.
Al-Qur’an sebagai kitab pentunjuk berfungsi sebagai acuan bagi manusia dalam memahami relasi antara tiga realitas tersebut. Rujukan al-Qur’an terhadap fenomena alam dimaksudkan untuk menarik perhatian manusia pada pencipta alam yang Maha Mulia dengan mempertanyakan dan merenungkan wujud-wujud alam; dan untuk mendorong manusia agar berjuang mendekat kepada-Nya. Al-Qur’an mengajak manusia untuk mengetahui dan memahami pesan moral yang hakiki melalui penelitian dan observasi terhadap fenomena alam semesta yang penuh rahasia dan keajaiban, dan akhirnya membawa jiwa manusia membayangkan keagungan dan kemegahan penciptanya, yaitu Allah. Inilah yang menjadi gagasan awal penulis menganalisis pemikiran Suhrawardi tentang alam semesta yang penulis tuangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “Hirarkhi Alam Menurut Suhrawardi”.
Suhrawardi dalam menjelaskan formulasi teori kosmologi berpangkal dari prinsip emanasi yang kemudian dikembangkan menjadi teori pancaran (iluminasi, ‘isyraqi). Teori Suhrawardi tentang iluminasi merupakan bentuk khas teori emansi seperti yang dikembangkan oleh kaum Neoplatonis. Menurutnya, Cahaya segala cahaya mengeluarkan “cahaya” karena kedudukannya, dan sinar yang tersebar sampai ke seluruh kosmos; melalui sinar-sinar inilah kosmos dipelihara kesatuannya, gerak dan perubahannya. Menurut Suhrawardi, alam semesta dan semua wujud yang ada di dalamnya bermula dan berasal dari proses penyinaran raksasa dari Prinsip Utama yang Tunggal yang oleh Suhrawardi di sebut sebagai Nûr al-Anwâr. Nûr al-Anwâr merupakan sumber semua gerak, akan tetapi, gerak cahaya di sini bukan dalam arti perpindahan tempat. Menurut Suhrawardi, gerakan itulah yang memiliki peran sentral bagi terbentuknya segala yang ada (al-hawâdits). Cahaya segala cahaya dalam pandangan Suhrawardi adalah Allah SWT, sedangkan dalam pandangan para filsuf, cahaya-cahaya adalah intelek-intelek. Cahaya pengendali adalah intelek cakrawala, sedangkan cahaya adalah jiwa-jiwa manusia. Substansi gelap adalah badan, dunia perantara (‘alam al-barâzikh) adalah dunia badan. Maka, deskripsi Suhrawardi terhadap cahaya abstrak atau Cahaya Segala Cahaya tidak banyak berbeda dengan deskripsi para filsuf terhadap Wâjib al-Wujûd, Yang Satu atau Yang Pertama.
Suhrawardi mengklasifikasikan alam menjadi empat jenis yang ia paparkan dalam dua karyanya, ketiga di antarnya tertuang dalam kitab Hayakil al-Nûr, kemudian ia menambahkan jenis alam yang ke empat dalam kitab Hikmah al-Isyrâq. Keempat alam tersebut adalah alam akal (‘âlam al-‘aql) atau alam intelek, kedua alam jiwa (‘âlam al-nafs) dan ketiga alam materi atau alam bentuk (‘âlam al-jism), sedangkan yang keempat adalah ‘âlam al-mitsâl al-mu’allaq (alam citra yang tergantung).

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Hirarki alam; Filsafat Islam
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.261 Islam and philosophy
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76237 - Aqidah Filsafat Islam
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 03 Sep 2020 04:07
Last Modified: 12 Jun 2021 01:31
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11631

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics