Mukjiyat Nabi Musa AS Dalam Al qur'an

Bunarti, Bunarti (2007) Mukjiyat Nabi Musa AS Dalam Al qur'an. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.

[thumbnail of NIM_4102018_Skripsi_Lengkap]
Preview
Text (NIM_4102018_Skripsi_Lengkap)
4102018_Bunarti_Lengkap.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (554kB) | Preview

Abstract

Allah memberi nabi Musa as mukjizat berupa tongkat yang dapat berubah menjadi ular dan membelah laut serta menghidupkan kembali orang mati yang tidak diketahui pembunuhnya. Berkat kebesaran Allah tongkat menjadi penting dan membawa hal-hal luar biasa dalam perjuangan Musa.
Apa yang akan disampaikan oleh nabi Musa as, berlawanan dengan Fir'aun yang merasa dirinya tuhan, tidak ada lagi Tuhan diatasnya. Penduduk Mesir termasuk kaum bani Israil harus tunduk dibawah perintahnya. Nabi Musa as dituduh orang pandai sihir yang mengada-ada dan menumbangkan kekuasaan Fir'aun.
dan pertemuan berakhir, nabi Musa as dan bani Israil keluar negeri Mesir dengan menyebrangi laut Merah. Mereka selamat sampai seberang, tongkat itu dipukulkan kelaut oleh nabi Musa atas perintah-Nya, sehingga laut itu terbelah dua dan dapat dilalui kaum nabi Musa as beserta bani Israil dan setelah Fir'aun dan tentaranya mengejar bani Israil dengan memasuki laut, air laut bertaut dan Fir'aun bersama tentaranya tenggelam semuanya.
Bani Israil melewati laut dengan pertolongan Allah. Kekuasaan dan pemeliharaan-Nya semua itu merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah yang ditampakkan lewat nabi Musa as dengan dibelahnya laut untuk mereka.
Kisah pertemuan nabi Musa as dengan Khidir orang takkan menyakini begitu saja pandangan yang terbentuk, kesan yang didapat berdasar pada pengetahuan kontemporer. Kisah tersebut menunjukkan bahwa mustahil bagi pengetahuan manusia sepenuhnya mencakup alam semesta. Oleh karenanya, orang tidak boleh segera berkesimpulan, tidak pula memaksakan agar orang lain menerima pandangan dan kesannya. Kehidupan itu sendiri merupakan perumpamaan penuh khariqul adat, berubah-ubah dan tidak pasti. Alam ini terlalu luas dan jauh dari luar pemahaman kita, rahasia dan kompleksitasnya melebihi kenyataan lahiriah. Hal ini membuat kita melihat adanya pertentangan yang tidak dapat terpecahkan oleh manusia, kendatipun ia terus menerus berupaya keras, sungguh banyak khariqul adat yang tidak akan pernah kita mampu menyingkapnya, dengan menggunakan semua perolehan ilmiah kita. Dalam kehidupan duniawipun kita dihadapkan pada banyak situasi dan kondisi yang kompleks yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan, gagasan setengah matang, keputusan yang tergesa-gesa serta sikap yang tidak matang dan emosional. Jika manusia mengatur alam ini dan melakukan apapun semacamnya, tentu terjadi kekacauan dan keterbatasan ilmu pengetahuan. Tindakannya.
Karena adanya kekuatan tersembunyi untuk membalas para peninddas itu dan wajarlah kiranya bahwa cepat atau lambat orang yang bersalah akan menemui nasib buruknya dengan merasakan siksaan yang tak tertahan.

Bahwa bencana yang menimpa kaum pembangkang rasul, bukanlah suatu kebetulan, tetapi berdasarkan sunatullah, kapan, dimana dan terhadap siapa.
Tidaklah diutus nabi Musa as untuk mengajak mereka beriman dan melaksanakan ajaran nabi Musa as tetapi untuk menuntut Fir'aun agar membiarkan bani Israil menyembah Allah. (Misbah vol 10 hal: 21)
Kisah nabi Musa as dan raja Fir'aun adalah tanda yang membuktikan adanya Pencipta yang Maha Esa, serta membuktikan pula kuasa_nya membangun dan meruntuhkan umat, betapapun kuatnya umat itu. Sayang mereka enggan memperhatikan sehingga mereka tidak menemukan tanda dan bukti.
Apapun maknanya, yang jelas bukti-bukti yang terhampar betapapun jelassnya, tidak akan berbekas dihati orang-orang yang tidak membuka pintu hatinya untuk percaya. Boleh jadi nalar seseoraang akan mengetahui dan mengakui kehebatan sesuatu, tetapi jika hatinya enggan percaya, maka dia akan mencari seribu dalih untuk menolaknya, karena memang iman bersumber dari hati dan bersemi disana. Bukan dalam akal. Akal hanya membantu dan mendukung kalbu yang siap untuk beriman.
Moody Jr telah mengumpulkan data puluhan kasus orang yang kita sebut dengan mati suri, tetapi kemudian hidup kembali, waktu yang terlewat selama meninggal itu biasanya sepuluh sampai limabelas menit. Seseorang yang meninggal tidak mungkin dapat dipakai lagi dan tidak mungkin hidup kembali tetapi waktu sepuluh sampai limabelas menit itu adalah waktu rata-rata orang meninggal pengecualian tentu ada bahkan banyak. Moody Jr. bertanya kepada orang yang mengalami mati suri tersebut, jawabannya mereka rata-rata sama sehingga dapat dijadikan modal adalah sebagai berikut.
Begitu seseorang meninggal, merasa melalui terowongan gelap, diujung terowongan itu keluar dan menemukan dirinya diluar badannya dan dia mampu melihat sendiri barbaring atau terlentang ditempat kecelakaan. Dia melihat badannya dirubung orang banyak. Kemudian dia bertemu seseorang atau sesuatu yang disebut dengan ”the being of light’’ atau makhluk cahaya. Makhluk cahaya ini begitu ramahnya sehingga setiap orang akan senang bertemu dengan dia. Moody Jr memperlihatkan riwayat hidup orang mati suri itu seperti kita melihat film dan menunjukkan tempat yang akan ditempatinya kemudian ketika orang itu akan memasuki tempat itu makhluk cahaya itu tidak mengizinkan dengan mengatakan” belum waktunya karena masih ada sisa umur yang belum habis dan dia disuruh kembali ke badannya sehingga orang mati suri itu hidup kembali.6
Peristiwa semacam itulah yang mengubah pandangan hidup orang-orang yang mengalami mati suri dia tidak lagi takut mati, bahkan menunggunya dengan harap dan hidup sesuai dengan ajaran agama. Ini berarti bahwa setelah manusia itu meninggal maka kepadanya akan diperlihatkan catatan hidupnya yang baik dan buruk tidak ada yang dapat disembunyikannya. Demikian Allah menghidupkan yang telah mati dan semua perbuatannya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Mukjizat; Nabi Musa; Qur'an
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion)
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Ana Afida
Date Deposited: 10 Dec 2020 08:14
Last Modified: 10 Dec 2020 08:14
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12040

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics