Kadar amonia (NH3) pada urin bayi laki-laki dan bayi perempuan yang berusia kurang dari enam bulan dan kaitannya dengan perbedaan hukum kenajisannya menurut Islam

Wahdah, Rihaul (2013) Kadar amonia (NH3) pada urin bayi laki-laki dan bayi perempuan yang berusia kurang dari enam bulan dan kaitannya dengan perbedaan hukum kenajisannya menurut Islam. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.

[thumbnail of 093711028_Coverdll.pdf]
Preview
Text
093711028_Coverdll.pdf - Accepted Version

Download (523kB) | Preview
[thumbnail of 093711028_Bab1.pdf]
Preview
Text
093711028_Bab1.pdf - Accepted Version

Download (352kB) | Preview
[thumbnail of 093711028_Bab2.pdf]
Preview
Text
093711028_Bab2.pdf - Accepted Version

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 093711028_Bab3.pdf]
Preview
Text
093711028_Bab3.pdf - Accepted Version

Download (964kB) | Preview
[thumbnail of 093711028_Bab4.pdf]
Preview
Text
093711028_Bab4.pdf - Accepted Version

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 093711028_Bab5.pdf]
Preview
Text
093711028_Bab5.pdf - Accepted Version

Download (68kB) | Preview
[thumbnail of 093711028_Bibliografi.pdf]
Preview
Text
093711028_Bibliografi.pdf - Bibliography

Download (186kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini membahas perbedaan kadar amonia (NH3) pada urin bayi laki-laki dan bayi perempuan yang berusia kurang dari enam bulan dan kaitannya dengan perbedaan hukum kenajisannya menurut Islam. Kajian ini dilatar belakangi oleh perbedaan hukum najis antara urin bayi laki-laki dan perempuan yang secara fisik terlihat sama, akan tetapi dalam Islam keduanya dibedakan hukum najisnya. Urin bayi laki-laki digolongkan dalam najis ringan (mukhoffafah) dan urin perempuan digolongkan kedalam najis (mutawassitah). Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Apakah ada perbedaan kadar amonia pada urin bayi laki-laki dan perempuan yang berusia kurang dari enam bulan, dan belum makan sesuatu apapun kecuali ASI? (2) Bagaimanakah kaitan antara perbedaan kadar amonia pada urin bayi laki-laki dan perempuan yang berusia kurang dari enam bulan dengan perbedaan hukum kenajisannya menurut Islam? Akan tetapi di lapangan yang ditemui peneliti hanya bayi yang berusia 0-2 bulan yang masih mengkonsumsi ASI eksklusif, dan tanpa makanan tambahan. Permasalahan tersebut dibahas dengan metode penelitian eksperimen dan uji laboratorium. Pada tehnik eksperimen dalam mengumpulkan data dihasilkan dari observasi dan percobaan langsung di laboratorium.Data diperoleh dari hasil uji laboratorium dan referensi buku yang berkaitan dengan kajian penelitian.
Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Kadar amonia pada urin bayi perempuan mengalami penurunan yang sangat drastis pada waktu 1-5 menit, sedangkan pada urin bayi laki-laki penurunan kadar amonianya tidak terlalu signifikan, dengan masing-masing kadar penurunan sebagi berikut, untuk sampel urin bayi perempuan usia 0 bulan mencapai 60,74%, sedangkan pada sampel urin bayi laki-laki hanya 9,01%. Pada urin bayi usia 1 bulan mencapai 84,07%, sedangkan pada urin bayi laki-laki hanya 4,21%. Dan pada urin bayi perempuan usia 2 bulan penurunannya mencapai 72,84% , sedangkan pada urin bayi laki-laki hanya 3,44%. (2) Amonia pada urin bayi perempuan lebih mudah lepas, ini terlihat pada menurunnya kadar amonia urin setelah 5 menit secara signifikan, yang mengikuti pola orde reaksi 2 dan pada urin bayi laki-laki mengikuti pola orde 1. Lepasnya amonia mengindikasikan urin telah mengikat mikrobakterial, sehingga urin kurang larut dalam air. Sedangkan ada urin bayi laki-laki NH3 terikat dalam urin, dan mengindikasikan urin sedikit mengikat mikrobakterial, sehingga urin mudah larut dalam air. Kemudahan urin bayi perempuan mengikat mikrobakteri di bandingkan dengan urin bayi laki-laki ini berkaitan dengan perbedaan cara pensucian najis pada urin bayi laki-laki dan perempuan, seperti yang telah dijelaskan pada hadits rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan An Nasa-y berikut:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنِ ابْنِ أَبِى عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِى حَرْبِ بْنِ أَبِى الأَسْوَدِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِىٍّ - رضى الله عنه - قَالَ يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُنْضَحُ مِنْ بَوْلِ الْغُلاَمِ مَا لَمْ يَطْعَم
“Musadah menceritakan kepada kita “Yahya menceritakan kepada saya (Musadah) dari Ibnu Abi ‘Uruubah dari Qatadah dari Abi Harbi bin Abi Aswad dari ayahnya dari Ali ra. berkata: Air kencing anak perempuan dibasuh dan anak laki-laki dipercikan di atasnya ketika bayi itu belum makan”

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Kadar Amonia (NH3) Urin Bayi; Benda Najis
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.14 Religious Ceremonial Laws and Decisions
500 Natural sciences and mathematics > 540 Chemistry and allied sciences
Divisions: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Tadris > 84204 - Pendidikan Kimia
Depositing User: Nur yadi
Date Deposited: 13 Mar 2014 08:06
Last Modified: 13 Mar 2014 08:06
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1672

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics