Konsep kota layak huni (livable city) dalam al-Qur’an

Setiawan, Muhammad Aris (2015) Konsep kota layak huni (livable city) dalam al-Qur’an. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of SKRIPSI_114211008_MUHAMMAD_ARIS_SETIAWAN]
Preview
Text (SKRIPSI_114211008_MUHAMMAD_ARIS_SETIAWAN)
114211008.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (4MB) | Preview

Abstract

Kota sekarang ini telah melampaui batas kewajaran yang mengakibatkan ketidak nyamanan bagi penghuninya. Kota yang diharapkan mampu memberikan hasil terbaik ternyata tidak mampu memberikan nilai-nilai yang diharapkan oleh penghuninya. Al-Qur’an berfungsi sebagai penjelas diharapakan mampu meberikan solusi terhadap keresahan masyarakat sekarang ini terhadap kelayakan tempat hunian yang disebut kota dalam penelitian ini. Dengan adanya konsep kota layak huni ini diharapkan mampu menjawab keresahan masyarakat terhadap kebutuhan kenyamanan tinggal di kota. Dengan menelaah ayat-ayat term balad, qaryah, madi>nah yang berindikasikan aman dan baik (t}oyyib). Sehingga dengan penafsiran ayat-ayat tersebut diharapakan mampu menghadirkan konsep kota layak huni yang berlandasakan pemahaman Qur’aniy.
Fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana konsep kota layak huni menurut al-Qur’an? (2) Bagaimana relevansi dari konsep kota layak huni bagi kota-kota modern saat ini?
Penelitian ini bersifat penelitian kepustakaan (library reasearch), sehingga data yang diperoleh adalah berasal dari kajian teks atau buku-buku yang relevan dengan pokok masalah di atas. Disini yang menjadi obyek kajian adalah kitab tafsir (al-Mara>ghi, M.Quraish Shihab, dan Hamka) yang mengakaji ayat-ayat balad, qaryah, madi>nah. Metode-metode yang digunakan adalah: motede madlu’i dalam hal ini digunakan dalam pengumpulan data secara tematis dengan cara pengumpulan ayat-ayat balad, qaryah, madi>nah. Kemudian menganalisis dengan metode analisis konten isi sesuai dengan kategori (balad, qaryah, madi>nah) dan kriteria (aman dan baik) serta dengan menggunakan metode deskriptif diharapkan mampu memberikan penjelasan dalam bentuk teks naratif yang diuraikan secara kritis.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam penafsiran term balad, qaryah, madi>nah mensyaratakan kota layak huni harusnya ada tiga poin pokok yaitu: Pertama, Kota yang mampu memberikan rasa aman, diistilahkan dengan balad amii>n, mas|alan qaryatan ka>nat 'a>minatan mut}ma'inatan. Kedua, Kota yang memberikan kenyamanan, kota yang nyaman diisitilahkan dengan al balad at} t}ayyib. Ketiga. Tata ruang kota, (1) Penataan kota, melihat ayat “Wa ja’alna> bainahum wa baina al qura> dan wa inna adkhulu haz|ihi al qaryah”. (2) Pemimpin yang baik “good governance” melihat ayat “inna al mulu>k i\z|a> dakhalu> qaryatan afsadu>ha> wa ja’alu> ‘a’izzatan ahliha> az|ilatan”.
Kota ada oleh sebab peradaban manusia di dalamnya, karena manusia adalah makhluk sosial dan butuh kepada orang lain. Inilah yang membawa manusia sebagai akhluk berperadaban dan butuh tempat tinggal. Sekarang ini dipahami bahwa kota adalah tempat berkumpulnya manusia dengan ditandai bangunan rumah-rumah sebagai tempat tinggal dan dibatasi oleh seperangakat hukum peraturan pemerintah.
Pertama, pandangan al-Qur’an terhadap aspek non-fisik kota, mensayaratkan kota harus memberikan rasa aman dan nyaman terhadap penghuninya. Rasa aman: memberikan pengertian adanya pertahanan dan pemenuhan kebutuhan melalui rizki dengan ditambahkan iman yang haq. Rasa nyaman: memberikan penjelasan diharuskan kota dapat mengelola tanah dengan pemanfaatan airnya. Kedua aspek ini terkait dengan adanya berkah dan murka Tuhan sehubungan dengan tingkat kualitas keimanan manusia.
Kedua, aspek fisik kota, peraturan pemerintah dan peran aktif masyarakat dalam penataan kota yang terpadu. Istilah modernnya adalah good governance. Pandangan al-Qur’an terhadap pemimipin yang baik adalah Pemimpin yang tidak serakah dan pongah terhadap kekuasaan dan kejayaan. Pemimpin yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan. al-Qur’an juga menambahkan terhadap penataan kota, dimana kota-kota harusnya terbubung dengan kota-kota lain dalam memudahkan jalinan perhubungan antar kota dan juga adanya batasan sebagai sebuah identitas dari wilayah kota.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Additional Information: Pembimbing: Dr. H. M. Mukhsin Jamil, M. Ag.; Hj. Sri Purwaningsih, M. Ag.
Uncontrolled Keywords: Kota layak huni; Livable city; Tafsir al-Qur'an
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1228 Nonreligious subjects treated in the Al-Quran
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Nur yadi
Date Deposited: 09 Sep 2015 08:51
Last Modified: 02 Dec 2021 03:13
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/4451

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics