Persepsi wartawan Semarang tentang suap terhadap profesi jurnalistik

Rohmah, Siti (2016) Persepsi wartawan Semarang tentang suap terhadap profesi jurnalistik. Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of 111211072.pdf]
Preview
Text
111211072.pdf - Accepted Version

Download (2MB) | Preview

Abstract

Suap menjadi fenomena di Indonesia, begitu pula yang terjadi di dunia jurnalistik. Penyalahgunaan profesi wartawan dengan menerima suap dikhawatirkan akan merusak karya jurnalistik. Pengarahan informasi dan pengontrolan isi media akan mudah dilakukan oleh mereka yang punya uang. Suap akan berdampak pada konflik kepentingan tertentu pada wartawan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi dan sikap wartawan tentang suap.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif (interactive of analysis). Pengumpulan data penelitian ini melakukan dengan wawancara terhadap tujuh wartawan cetak dan online di Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan, tiga informan mempersepsikan suap sebagai semua pemberian narasumber apabila disertai permintaan merubah isi berita. Bila tanpa permintaan untuk merubah isi berita atau tidak memuat beritanya, maka itu tidak dianggap suap. Empat informan lainnya mempersepsikan bahwa semua bentuk pemberian narasumber adalah suap baik berupa barang atau uang walaupun tanpa disertai permintaan merubah isi berita. Faktor-faktor yang mempengaruhi wartawan menerima dan menolak suap dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor fungsional yaitu (a) Kebutuhan biaya hidup yang tinggi sedangkan gaji yang diterima wartawan rendah menjadi faktor wartawan menerima suap, (b) Nilai yang ditanamkan dalam lingkungan keluarga menjadi faktor informan untuk menolak suap karena tidak sesuai dengan nuraninya, (c) Faktor personal, bahwa suap dapat mempengaruhi kepekaan dalam dalam menulis berita menjadikan alasan sikap untuk menolak suap. Sedangkan faktor strukural yang mempengaruhi persepsi wartawan adalah (a) Tidak ada larangan dan sanksi yang jelas dari perusahan media bagi wartawan menerima pemberian suap dari narasumber,(b) Faktor lingkungan, adanya kalangan teman profesi wartawan yang menerima suap menyebabkan sulitnya wartawan untuk mengelak menerima suap. Islam memandang menerima pemberian dari narasumber kepada wartawan sebagai suap –risywah- apabila disertai permintaan untuk menulis berita tidak faktual. Namun bila tanpa bila tanpa permintaan tertentu, hanya sekedar sebagai ucapan terima kasih dan juga tidak mempengaruhi objektivitas berita maka tidak dilarang. Hal ini dapat dianggap hadiah atau sedekah sebagai perekat hubungan antara wartawan dan narasumber.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Additional Information: Pembimbing: Dr. Hj. Umul Baroroh, M. Ag.; Nadiatus Salama, M. Si.
Uncontrolled Keywords: Persepsi wartawan; Suap; Profesi jurnalistik
Subjects: 000 Computer science, information, general works > 070 News media, journalism, publishing
300 Social sciences > 360 Social services; association > 364 Criminology
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70233 - Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Depositing User: Nur Rohmah
Date Deposited: 17 Sep 2016 00:17
Last Modified: 17 Sep 2016 00:17
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5649

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics