Ayat-ayat pertanian dalam Al-Qur’an (studi analisis terhadap penafsiran Thanthawi Jauhari dalam kitab al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’an al-Karīm)
Fuadi, Muhammad Ali (2016) Ayat-ayat pertanian dalam Al-Qur’an (studi analisis terhadap penafsiran Thanthawi Jauhari dalam kitab al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’an al-Karīm). Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.
124211064.pdf - Accepted Version
Download (6MB) | Preview
Abstract
Pertanian merupakan kegiatan produksi biologis yang berlangsung di atas sebidang tanah dengan tujuan menghasilkan tanaman dan hewan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tanpa merusak tanah yang bersangkutan untuk kegiatan produksi selanjutnya. Kegiatan ini sangat penting bagi manusia, terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan yang paling vital dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pertanian di beberapa negara mengalami kemunduran, salah satunya adalah Indonesia. Padahal Indonesia merupakan negara agraris. Permasalahan akut ini disebabkan semakin banyaknya jumlah penduduk, dan di sisi lain konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian semakin meningkat, sehingga ketersediaan kebutuhan primer manusia itu semakin berkurang.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, banyak cara yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan memahami al-Qur’an secara utuh. Sebab al-Qur’an adalah kitab petunjuk bagi manusia dalam segala hal, yang dijamin keotentikannya. Memang al-Qur’an bukan kitab ilmu pengetahuan, melainkan kitab keagamaan. Meskipun demikian, tidak bisa dinafikan di dalamnya terkandung banyak isyarat kealaman. Syaikh Thanthawi Jauhari, mufassir modern Mesir, di dalam kitab tafsirnya berjudul “Al-Jawāhir fī Tafsīr Al-Qur’an Al-Karīm” menjelaskan bahwa di dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang membahas tentang sains—termasuk tentang pertanian—yang jumlahnya melebihi 750 ayat, atau lebih banyak dibandingkan ayat-ayat yang membahas masalah fiqih, yang jumlahnya tidak melebihi 150 ayat. Karena itu dalam skripsi ini penulis berusaha mengungkapkan penafsiran Thanthawi Jauhari terkait ayat-ayat tentang pertanian.
Secara lebih khusus penelitian ini membahas; bagaimana penafsiran Thanthawi Jauhari tentang ayat-ayat pertanian? serta bagaimana kontekstualisasi penafsirannya dalam sistem pertanian di Indonesia? Untuk itu, penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis kontekstual, dengan tafsir ‘ilmy sebagai pisau analisis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman beliau secara utuh tentang ayat-ayat pertanian, serta untuk mengetahui kontekstualisasi penafsirannya terhadap ayat-ayat tersebut dalam sistem pertanian di Indonesia. Apalagi Thanthawi Jauhari adalah mufassir asal Mesir, negeri yang agraris, sebagaimana Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, dengan tafsir ‘ilmy-nya beliau mampu menjelaskan ayat-ayat tentang pertanian secara komprehensif, bahkan menjelaskan hal-hal berbeda tentang ilmu pertanian dalam satu ayat maupun gabungan antar ayat. Beliau menjelaskan tentang kondisi tanah yang berbeda dalam Surah ar-Ra’du [13] ayat 4, Surah Al-A’rāf [7] ayat 58, dan Surah Qāf [50] ayat 9. Proses fotosintesis dan pembentukan klorofil dalam Surah Thāhā [20] ayat 53 dan Surah Al-An’ām [6] ayat 99. Produktivitas tanah terlantar dalam Surah Yāsīn [36] ayat 33-35. Perkawinan tumbuhan dalam Surah Yāsīn [36] ayat 36 dan Surah Al-An’ām [6] ayat 99. Tanah yang lebih tinggi dari permukaan air dalam Surah Al-Baqarah [2] ayat 265 dan Surah Saba’ [34] ayat 15-16. Variasi tumbuhan dalam Surah Al-Kahfi [18] ayat 32-34, Surah An-Nahl ayat 11, dan Surah Al-An’ām [6] ayat 141. Dan kadar unsur pada setiap tumbuhan dalam Surah Al-Hijr [15] ayat 19 dan Surah Qāf [5] ayat 7. Dalam hal ini, Thanthawi Jauhari juga menekankan satu hal penting, bagaimana manusia bisa mendatangkan keberkahan bagi negerinya, yakni dengan cara beriman dan bersyukur. Dengan demikian, maka keberkahan tersebut akan mendatangkan hasil pertanian yang melimpah.
Kedua, kontekstualisasi penafsiran Thanthawi Jauhari tentang ayat-ayat pertanian dalam sistem pertanian di Indonesia, dapat dilihat bagaimana banyak kesamaan antara penafsiran beliau dengan kondisi pertanian di Indonesia, termasuk di dalamnya sebagaimana dijelaskan di atas. Meskipun tidak semua tumbuh-tumbuhan yang disebutkan al-Qur’an ada di Indonesia, tetapi kondisi iklim dan sumber daya alam di Indonesia sangat mendukung untuk menjadikan pertanian Indonesia semakin bagus. Dan yang lebih dari itu, kondisi tanah di Indonesia sangat bermacam, yang tentunya sebagian besar tumbuhan yang disebutkan al-Qur’an dapat ditanam di Indonesia sesuai pada tanah yang cocok untuk tumbuh-tumbuhan tersebut. Karena itu, sistem pertanian yang digambarkan dalam al-Qur’an sangat bisa digunakan dalam sistem pertanian di Indonesia.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: Moh. Masrur, M. Ag.; Drs. H. Iing Misbahuddin, MA. |
Uncontrolled Keywords: | Ayat-ayat pertanian; Tafsir Al-Qur'an |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Nur Rohmah |
Date Deposited: | 03 Oct 2016 00:27 |
Last Modified: | 03 Oct 2016 00:27 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5866 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year