Problematika konversi agama dalam pernikahan (studi kasus di Kecamatan Semarang Selatan)

Komarudin, A. (2015) Problematika konversi agama dalam pernikahan (studi kasus di Kecamatan Semarang Selatan). Masters thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of 135112001_awal.pdf]
Preview
Text
135112001_awal.pdf - Cover Image
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (706kB) | Preview
[thumbnail of 135112001_bab1.pdf]
Preview
Text
135112001_bab1.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (283kB) | Preview
[thumbnail of 135112001_bab2.pdf]
Preview
Text
135112001_bab2.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (446kB) | Preview
[thumbnail of 135112001_bab3.pdf] Text
135112001_bab3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (197kB)
[thumbnail of 135112001_bab4.pdf] Text
135112001_bab4.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (366kB)
[thumbnail of 135112001_bab5.pdf]
Preview
Text
135112001_bab5.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (135kB) | Preview
[thumbnail of 135112001_bibliografi.pdf]
Preview
Text
135112001_bibliografi.pdf - Bibliography
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (202kB) | Preview

Abstract

Dalam pandangan fiqih, pernikahan yang ideal adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan pria dan wanita yang seimbang, sehingga tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Keluarga yang demikian, akan diselimuti rasa tentram, penuh cinta dan juga kasih sayang. Pernikahan seperti itu hanya akan terjadi jika suami istri berpegang pada agama yang sama. Namun ketika keinginan menikah terhalang oleh perbedaan keyakinan, sering kali salah satu pasangan memilih konversi agama. Konversi agama yang sifatnya sementara dengan tujuan memuluskan proses pernikahan, setelah mendapatkan legalitas pernikahan salah satu pasangan kembali konversi agama (murtad). Dalam pandangan fiqih murtadnya salah satu pasangan menyebabkan pernikahannya difasakh, karena tidak terpenuhinya syarat yang datang setelah akad.
Berdasarkan keterangan yang penulis dapatkan dari masyarakat Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang, bahwa banyak pasangan suami istri yang menikah tahun 2010- 2014, untuk memutuskan konversi agama dalam pernikahan. Dari sinilah penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap problematika konversi agama dalam pernikahan studi kasus di Kecamatan Semarang Selatan. Adapun permasalah yang akan dikemukakan dalam tesis ini adalah faktor apa saja penyebab konversi agama dalam pernikahan, bagaimana persepsi hukum para pelaku konversi agama dalam pernikahan dan status hukum perspektif fiqih serta implikasi hukum akibat konversi agama dalam pernikahan.
Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) yaitu penulis datang langsung ke tempat penelitian untuk mengkaji dari sisi hukum Islam (fiqih) dan hukum positif tentang problematika konversi agama dalam pernikahan yang menyebabkan pernikahan difasakh, dengan sifat deskriptif-analitik yaitu penulis mendiskripsikan secara sistematis, faktual terhadap kasus tersebut. Sedangkan pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan non-doktrinal, pendekatan ini karena hukum tidak hanya dikonsepkan sebagai keseluruhan kaidah-kaidah mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat saja, melainkan meliputi juga lembaga-lembaga yang lain dan proses-proses yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu di masyarakat.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa (1) faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya konversi agama dalam pernikahan adalah tidak ada aturan kawin beda agama, perkawinan harus dicatatkan dan perkawinan beda agama sebagai pelanggaran HAM. (2) persepsi hukum para pelaku konversi agama adalah secara umum para pelaku tidak menyadari atas status hukum yang diakibatkan konverai agama. Kemudian (3) status hukum perspektif fiqih, bahwa murtadnya salah satu pasangan menyebakan pernikahan difasakh dan mempunyai implikasi hukum yaitu perkawinan menjadi beda agama (haram), keabsahan anak dan terhalangnya hak waris.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Konversi agama; Pernikahan
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life
Divisions: Program Pascasarjana > Program Master (S2)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 27 Nov 2017 08:05
Last Modified: 27 Nov 2017 08:05
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7514

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics