Status barang pemberian tunangan setelah putus : studi komparatif pendapat Imam an-Nawawi dan Imam Ibnu Abidin

Setiaji, Ahmad Bagus (2017) Status barang pemberian tunangan setelah putus : studi komparatif pendapat Imam an-Nawawi dan Imam Ibnu Abidin. Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of 132111085.pdf]
Preview
Text
132111085.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (971kB) | Preview

Abstract

Memberikan hadiah adalah satu potret kehidupan nyata yang telah menjamur dalam masyarakat Indonesia, tidak terkecuali dengan pemberian hadiah yang terjadi di kalangan muda-mudi yang akan menikah atau sedang dalam pertunangan terhadap pihak calonnya. Tidak dapat dipungkiri dewasa ini konteks dalam pemberian hadiah telah mengalami rekontruksi dan banyak pergeseran dimata masyarakat, baik dari berbagai aspek serta tujuan dan terutama jika ditinjau dari aspek hukum Islam dalam konteks Indonesia.

Dalam penelitian dan kajian yang dilakukan ini lebih menekankan pada pemberian barang atau hadiah yang dilakukan oleh muda-mudi yang telah bertunangan serta berharap kepelaminan, dan jika harapan pernikahan tersebut kandas di tengah jalan oleh hiruk pikuk kehidupan yang mereka alami, jika pertunangan yang sangat diharapkan tersebut berakhir kandas ditengah perjalanan, dan tidak sedikit pula yang berpikir bagaimana nasib barang-barang atau hadiah yang telah diberikan terhadap pihak perempuan tersebut.

Berdasarkan hasil kajian serta penelitian yang telah dilakukan, pemberian hadiah pada saat khitbah merupakan refleksi dan perilaku sosial dimasyarakat untuk saling menjaga ikatan kedua belah pihak serta keseriusan dalam konteks tunangan. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penilitian kepustakaan (library research). Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder, dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan teknik dokumentasi. Setelah mendapatkan data yang diperlukan, maka data tersebut penulis analisa dengan metode analisis deskriptif-komparatif.

Penulis sajikan berdasarkan sudut pandang hukum Islam dan solusi bagi masyarakat di Indonesia jika mengalami hal tersebut. Fokus penelitian yang dilakukan yaitu status barang pemberian tunangan setelah putus. Dalam skripsi ini menghasilkan temuan tentang sebab perbedaan pendapat dari Imam An-Nawawi dan Imam Ibnu Abidin dalam menyikapi problematika tersebut, dimana

menurut pendapat Imam An-Nawawi sah secara mutlak menarik kembali hadiah tersebut dan harus dikembalikan semuanya jika masih utuh atau harus menggantinya jika telah rusak, memang pendapat beliau dan mayoritas Madzhab Syafi‟iyah begitu ketat dalam memegang prinsip pemberian hadiah dalam tunangan. Namun menurut pendapat Imam Ibnu Abidin dan Madzhab Hanafiyah tidak boleh menarik kembali pemberian hadiah tunangan yang telah rusak, makanan minuman yang dikonsumsi, atau susuatu yang sudah beralih fungsi kecuali jika barang pemberian tersebut masih utuh. Pendapat ini menurut penulis dinilai lebih lunak dan mudah diterima dimasyarakat Indonesia dengan mempertimbangkan nilai-nilai sosial, moral dan psikologis pihak yang bersangkutan.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Pembatalan tunangan; Barang pemberian
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah)
Depositing User: Mohamad Akyas
Date Deposited: 07 May 2018 00:57
Last Modified: 07 May 2018 00:57
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7725

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics