Pemikiran kalam Murtada Mutahhari : analisis tentang dampak Mu‘tazilah dan Ash‘ariyyah terhadap pemikirannya

Safii, Safii (2011) Pemikiran kalam Murtada Mutahhari : analisis tentang dampak Mu‘tazilah dan Ash‘ariyyah terhadap pemikirannya. Research report (Laporan penelitian). IAIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya. (Submitted)

[thumbnail of 10_Syafii_Sinopsis_Disertasi.pdf]
Preview
Text
10_Syafii_Sinopsis_Disertasi.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (445kB) | Preview

Abstract

Disertasi ini berkenaan dengan telaah atas pemikiran kalam Murtada Mutahhari mengenai Prinsip-prinsip Agama. Oleh karena itu, permasalahan pokoknya adalah: 1. Apa pemikiran Mutahhari tentang Prinsip-prinsip Agama: tauhid, keadilan, kenabian, imamah, dan kebangkitan? 2. Sejauhmana dampak Mu‘tazilah dan Ash‘ariyyah terhadap pemikiran Mut{ahhari< tentang Prinsip-prinsip Agama: tauhid, keadilan, kenabian, imamah, dan kebangkitan? Dengan menggunakan metode genealogis dan analitis kritis, maka ditemukan jawabanannya sebagai berikut. Dalam masalah tauhid sifat (tawh}i<d fi< al-s}ifa<t), pemikiran Mut{ahhari< selain tidak sepenuhnya sama dengan Mu‘tazilah yang menolak keberadaan sifat-sifat Tuhan di samping zat-Nya, juga tidak sejalan dengan Ash‘ariyyah yang meyakini keberadaan sifat-sifat Tuhan yang terpisah di samping zat-Nya, tetapi antara keduanya benar-benar menyatu secara integral. Ini menunjukkan bahwa ia tidak sepenuhnya terpengaruh oleh Mu‘tazilah maupun terlebih Ash‘ariyyah. Demikian pula halnya dengan pemikirannya tentang tawhid perbuatan (tawh}i<d fi< al-af‘a<l). Selain tidak sepenuhnya sejalan dengan Mu‘tazilah yang meyakini kebebasan manusia secara penuh dalam kehendak dan perbuatannya maupun sunnatullah yang berlaku di alam, ia juga tidak sejalan dengan Ash‘ariyyah yang menafikan adanya kebebasan bagi manusia dalam berkehendak dan berbuat maupun sunnatullah yang berlaku di alam, namun tetap meyakini efektivitas dari kedua unsur penyebab, yang cara kerjanya tidak berada dalam garis sejajar, tetapi dalam satu rangkaian. Dalam hal ini, ia memang terpengaruh oleh Ash‘ariyyah, walaupun kadar pengaruhnya tidak sebesar yang berasal dari Mu‘tazilah. Berbeda dengan Ash‘ariyyah yang melihat keadilan Tuhan dari perspektif ketuhanan, sehingga Tuhan tetap dipandang adil walaupun dalam perbuatan-Nya tidak sejalan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, pemikiran Mut{ahhari< terlihat lebih sejalan dengan Mu‘tazilah yang melihat keadilan dari perspektif kemanusian, sehingga Tuhan dipandang tidak adil apabila dalam perbuatan-Nya bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Ini menunjukkan nahwa ia memang lebih banyak terpengaruh oleh pemikiran Mu‘tazilah ketimbang Ash‘ariyyah. Berbeda dengan pemikirannya tentang kenabian yang memang sejalan, baik dengan pemikiran Mu‘tazilah maupun terlebih dengan Ash‘ariyyah, Mut{ahhari memandang imamah merupakan bagian dari salah satu prinsip agama yang harus diimani. Oleh karena itu, demi terpeliharanya kemaslahatan agama dan umatnya, Nabi menurut Mut{{ahhari< telah menunjuk kedua belas imam dari keturunannya untuk menggantikan dirinya menangani urusan keagamaan dan keduniaan. Karena Nabi adalah ma‘sum, maka para imam yang ditunjuk sebagai penggantinya pun harus memiliki kriteria yang sama dengan dirinya. Ini menunjukkan apabila ia sama sekali tidak terpengaruh oleh keduanya, selain yang berkenaan dengan masalah kenabian. Sejalan dengan Mu‘tazilah dan Ash‘ariyyah,Mut{{ahhari< meyakini adanya kebangkitan sebagai medan pembalasan yang sesungguhnya bagi seluruh perbuatan manusia. Mereka juga meyakini kebangkitan manusia meliputi jasad dan rohnya sekaligus. Akan tetapi berbeda dengan Ash‘ariyyah yang menggambarkan kebangkitan dalam bentuk material, ia lebih sejalan dengan Mu‘tazilah yang menggambarkan kebangkitan dalam bentuk imaginal. Adanya keterpengaruhan ini dimungkinkan karena tokoh-tokoh Shi<‘ah awal banyak yang berguru secara langsung kepada tokoh-tokoh Mu‘tazilah. Dari temuan ini terlihat bahwa pemikiran Mut{ahhari<, sesungguhnya tidak sepenuhnya sejalan dengan Mu‘tazilah.

Item Type: Monograph (Research report (Laporan penelitian))
Uncontrolled Keywords: Ilmu kalam; Asy'ariah; Mu'tazilah
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.8 Islamic sects
Divisions: Laporan Penelitian (Research Reports)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 03 May 2019 01:43
Last Modified: 03 May 2019 01:43
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/9576

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics