Kehadiran BMT (Baitul Maal Wa Tamwil), sebagai pendatang baru dalam dunia pemberdayaan masyarakat melalui sistem simpan pinjam Syariah dimaksudkan untuk menjadi alternatif yang lebih inovatif dalam jasa keuangan. Dari segi namanya Baitu Maal berarti lembaga sosial sejenis BAZIS sedangkan Baitul Tamwil berarti lembaga bisnis. Pemahaman anggota tentang akad murabahah dan bagaimana solusi antisipatifnya dalam memberikan pembiayaan menjadi permasalahn bagi BMT. Khususnya KJKS Binama.
Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan Tugas Akhir (TA) ini adalah penelitian kualitatif yang langsung dilakukan dilapangan di KJKS Binama. Untuk menggali data-data yang relevan atau sumber data (rimer maupun sekunder) penulis melakukannya dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Pemahaman masyarakat terhadap akad murabahah masih kurang khususnya anggota pembiayaan murabahah di KJKS Binama, faktor yang menyebabkannya antara lain:
a. Anggota tidak mungkin diberi teori tentang akad murabahah dan akad lain
b. Sekedar mengetahui akad murabahah yang sedang dijalani saja sudah cukup
c. Tidak terlalu tertarik untuk mengetahui tentang akad, yang penting angsuran lancar dan bisa melunasi.
Solusi dan antisipasi dari KJKS Binama terhadap pemahaman anggota pembiayaan murabahah di KJKS Binama yang masih kurang adalah:
a. Pada saat pengikatan, dipahamkan lagi tentang akad yang digunakan,
b. Mengadakan pelatihan-pelatihan dan seminar yang membahas tentang teori-teori akad.
c. Dalam teks akad yang akan ditandatangani lebih banyak disebutkan akad murabahah.
Bagi karyawan KJKS Binama juga perlu diadakannya pelatihan maupun seminar yang membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan prinsip perbankan syari’ah. Sehingga wawasan karyawan KJKS Binama lebih luas. Masyarakat juga tertarik untuk mempelajari prinsip-prinsip syariah yang akan menjadi sesuatu yang berguna di kemudian hari.