Skripsi ini membahas metode demonstrasi dan hasil belajar mata pelajaran Fiqh. Kajiannya dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar mata pelajaran Fiqh dan metode pembelajaran yang kurang inovatif sehingga perlu diterapkannya metode demonstrasi. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimanakah penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran Fiqh kompentensi dasar mempraktikkan shalat Tarawih dan Witir? (2) Bagaimanakah hasil belajar mata pelajaran Fiqh kompetensi dasar mempraktikkan shalat Tarawih dan Witir siswa kelas III Semester II MI NU 01 Rowobranten Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011? (3) Apakah dengan diterapkannya metode demonstrasi hasil belajar pada mata pelajaran Fiqh Kompetensi dasar mempraktikkan shalat Tarawih dan Witir siswa kelas III semester II MI NU 01 Rowobranten Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 hasil belajar siswa mengalami peningkatan? Permasalahan tersebut dibahas melalui tindakan kelas III MI NU 01 Rowobranten Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus. Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan analisis, refleksi serta evaluasi. Data yang diambil adalah dokumen hasil rapor semester I dan hasil tes demonstratif pada akhir siklus pada waktu pelaksanaan pembelajaran. Indikator yang diharapkan adalah siswa mendapat nilai ≥70, ketuntasan belajar mencapai 85% pada akhir siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada pra siklus nilai rata-rata 69,82, ketercapaian klasikal 53,57%, selanjutnya setelah dilakukan tindakan hasil belajar pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 76,89, ketuntasan belajar secara klasikal 67,86%. Pada siklus II nilai rata-rata 85,11 dan ketuntasan mencapai 92,86%.. Dari hasil tindakan dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Fiqh kompetensi dasar mempraktikkan shalat tarawih dan witir pada siswa kelas III Semester II di MI NU 01 Rowobranten Ringinarum Kendal tahun pelajaran 2010/2011.
Dari hasil penelitian disarankan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya seorang guru tidak terfokus pada satu atau dua metode saja, tetapi harus kreatif dengan menyajikan metode yang variatif sehingga pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan supaya siswa termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru dapat mengembangkan metode demonstrasi untuk materi yang lain sebagai variasi penggunaan model pengajaran dalam mengajarkan mata pelajaran Fiqh.