Bagian dari penguatan Aqidah adalah dengan mempertebal keimanan dan mencintai Rasulullah. Ada banyak cara dan refleksi untuk mencintai Rasulullah, salah satunya dengan membaca maulid Nabi dan membaca sya’ir sastra yang mengandung unsur keteladanan Rasulullah. Di samping memperkuat aqidah, ritual pembacaan maulid digunakan oleh sebagian umat Islam sebagai fase pencapaian spiritualitas dalam beragama yang ekspresinya adalah sebuah pengalaman keagamaan, perasaan suci, transenden dll..
Pengalaman keagamaan tersebut yang melatarbelakangi munculnya kelompok pegiat maulid dan shalawat di tengah masyarakat salah satunya adalah Jam’iyah Ahbabul Musthafa, kelompok ini melantunkan maulid Simtuddurar, shalawat serta qasidah-qasidah. Ada pemikat khusus tentang keberadaan para habaib yang dianggap sebagai mediator atau wasilah yang paling tepat untuk mendekat kepada ruh Nabi Muhammad.
Skripsi ini memaparkan pengaruh ritual pembacaan maulid simtuddurar terhadap aqidah jama’ah Ahbabul Musthafa yang meliputi sosial, pemahaman teks simtuddurar dan emosional. Selain itu, skripsi ini memaparkan peranan Ahbabul Mustafa dalam peningkatan aqidah pengikutnya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mangangkat judul skripsi “Ritual Pembacaan Maulid Simtuddurar dan Pengaruhnya terhadap Jama’ah Ahbabul Musthafa Kudus (Analisis Sosiologis)”. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan fenomenologis yakni metode yang digunakan untuk mendeskripsikan, menginterprestasikan apa yang ada, baik mengenai sejarah, kejadian atau peristiwa dalam situasi tertentu yang nampak.
Perkembangan jam’iyah Ahbabul Musthafa sangat dinamis, ini membuktikan bahwa ritual pembacaan maulid Simtuddurar dalam Ahbabul Musthafa membawa dampak positif bagi pengikutnya. Terutama masalah kecintaan kepada Rasulullah, banyak yang merasakan adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah melakukan ritual tersebut. Selain itu, perbedaan yang dirasakan para jama’ah adalah bertambah kuatnya aqidah para jama’ah.