Makna tasbih dalam Al-Qur’an (studi tafsir tematik)

Alif, Miftakhul (2010) Makna tasbih dalam Al-Qur’an (studi tafsir tematik). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.

[thumbnail of 4104035  _ Coverdll.pdf]
Preview
Text
4104035 _ Coverdll.pdf - Accepted Version

Download (114kB) | Preview
[thumbnail of 4104035  _ Bab 1.pdf]
Preview
Text
4104035 _ Bab 1.pdf - Accepted Version

Download (83kB) | Preview
[thumbnail of 4104035  _ Bab 2.pdf]
Preview
Text
4104035 _ Bab 2.pdf - Accepted Version

Download (180kB) | Preview
[thumbnail of 4104035  _ Bab 3.pdf]
Preview
Text
4104035 _ Bab 3.pdf - Accepted Version

Download (202kB) | Preview
[thumbnail of 4104035  _ Bab 4.pdf]
Preview
Text
4104035 _ Bab 4.pdf - Accepted Version

Download (115kB) | Preview
[thumbnail of 4104035  _ Bab 5.pdf]
Preview
Text
4104035 _ Bab 5.pdf - Accepted Version

Download (53kB) | Preview
[thumbnail of 4104035  _ Bibliografi.pdf]
Preview
Text
4104035 _ Bibliografi.pdf - Bibliography

Download (13kB) | Preview

Abstract

Para ahli tafsir dalam menafsirkan tasbih itu Tanzih Ilallah akan tetapi dalam memahami bagaimana bentuk tasbih makhluk yang Ghairu Mukallaf mereka berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa tasbih makhluk Ghairu Mukallaf itu dimaknai dengan makna Hakiki ada yang dimaknai dengan makna Majazi. Akan tetapi pada dasarnya, Allah telah memberikan rambu-rambu untuk manusia yang terdapat dalam al-Qur’an surat al-Isra ayat 44 yaitu bahwa semua apa-apa yang ada di langit tujuh dan bumi semuanya bertasbih akan tetapi kalian semua tidak akan mengetahui tasbih mereka.
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah pertama, bagaimana konsep tasbih dalam Al-Qur'an, kedua Bagaimana cara bertasbih sesuai dengan penjelasan al-Qur’an dan yang ketiga Apa relevansi anjuran bertasbih dalam kehidupan, sedangkan untuk penelitian skripsi ini bersifat library murni. Mengumpulkan seluruh ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan, sebagai data deskriptif,. Pendekatannya ilmu tafsir, karena yang menjadi kajian adalah ayat-ayat Al-Qur'an.
Dalam usaha penafsiran makna kata tasbih dalam Al-Qur'an agar mendapatkan sebuah pemahaman yang pas dan sesuai dengan kehendak sang pencipta, maka penafsiran ini menggunakan metode tafsir maudhui atau tafsir tematik, dengan metode tafsir tematik tersebut diharapkan mendapatkan informasi tentang makna kata tasbih secara komprehensif dan lebih dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Dengan menggunakan penafsiran secara tematik, dapat diketahui bahwa ternyata konsep tasbih dalam Al-Qur'an memiliki pemahasucian terhadap apa-apa yang disekutukan kepada Allah. Maka dalam Pengungkapan ayat-ayat tasbih digandengkan dengan kata Mustakbirun, Yasifuun, Musyrikun, dan juga banyak yang terdapat kata yang meng-Esa-kan Allah Swt seperti kata wahidan, dan juga banyak kata tasbih selalu diakhiri dengan Asmaul Husna yang menunjukkan makna ketinggian dan kebesaran-Nya yaitu seperti kata ‘Uluwan, Kabiir, Qahhar,
Adapun dalam cara atau bentuk bertasbihnya disini ada dua pendapat akan tetapi pada hakikatnya semuanya bertasbih tidak terkecuali apapun, adapun tasbih mereka dengan menggunakan bahasa mereka sendiri dan bentuk fitrah mereka yaitu yang selalu tunduk dan patuh atas perintah Allah Swt. Akan tetapi al-Qur’an memberikan isyarat yang terdapat dalam QS. Ar-Rad: 13 yaitu Tusabbih Ar-Ra’du Bi Hamdihi ini mengindikasikan bahwa alam bertasbih dengan bacaan tahmid yaitu al-hamdulillah seperti halnya tasbih Malaikat.
Adapun relevansinya tasbih dalam kehidupan terutama pada manusia yaitu supaya manusia itu menjadi manusia yang sabar, tawakkal dan taubat yaitu dalam al-Qur’an kata tasbih di awali dengan kata sabar (Fasbir ’Ala Maa Taquuluun Wa Sabbih Bi hamdi rabbika) dan Tawakkal (Watawakkal ’Ala Al-Hayyi Al-Ladzi La Yamut Wasabbih Bi Hamdihi) dan taubat (Fasabbih Bi Hamdika Wastagfirh)

Adapun dalam waktu pentasbihan kepada Allah Swt dalam al-Qur’an disebutkan yaitu lail dan nahar (malam dan siang) dan buqrah dan ashil (pagi dan petang) akan tetapi kebanyakan ahli tafsir menafsirkan Lail, Nahar, Bukrah, Ashil ini waktu yang begitu panjang, terus menerus tidak ada habisnya.
Dalam al-Qur’an juga diperingatkan bagi makhluk yang tidak bertasbih yaitu adab yang begitu pedih ’Adaba al-Jahiim. Karena tasbih tidak ada batasannya maka jika salah satu alam tidak bertasbih maka kehancuran dan kebinasaanlah yang akan terjadi. Karena alam semesta ini dibuat dengan tasbih dan tahmid. Maka begitu pentingnya tasbih bagi kehidupan manusia dan alam semesta. Wallahu A’alam Bi Muradih

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Additional Information: Pembimbing: Moh. Nor Ichwan, M.Ag.; Moh. Masrur, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Tasbih; Tafsir al-Qur'an tematik
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1229 Individual Suras and Groups of Suras
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah > 297.38 Rites, prayer
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Agus Sopan Hadi
Date Deposited: 17 Feb 2015 08:35
Last Modified: 17 Feb 2015 08:35
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3502

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics