Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan sebuah program pengembangan kurikulum di pesantren dengan materi kurikulum yang berorientasi pada kompetensi para santrinya dalam bidang ketrampilan (vocational), khususnya ketrampilan tulis-menulis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang mengambil objek penelitian Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy'ari. Maka untuk itu data penelitianya bersumber dari berbagai data di lapangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Proses pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi serta dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif non statistik dengan pola pikir induktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa tentang pelaksanaan pendidikan ketrampilan tulis-menulis di Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari Yogyakarta meliputi latar belakang dan dasar pemikiran serta proses pelaksanaan program kegiatan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan latar belakang pendidikan ketrampilan tulis-menulis di Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari Yogyakarta bermula dari jiwa pendidik dan penulis yang ada pada diri K.H. Zaenal Arifin Toha menimbulkan inisiatif untuk mengembangkan keilmuanya serta meneruskanya kepada para generasi muda khususnya mahasiswa melalui sebuah lembaga pendidikan pesantren.
Beranjak dari kondisi pesantren pada umumnya yang dianggap kurang responsif dan adaptif terhadap perkembangan zaman, sehingga menimbulkan pemikiran untuk mendirikan sebuah pesantren dengan terobosan baru yang berorientasi pada pendidikan ketrampilan bidang tulis-menulis. Dengan ketrampilan tulis-menulis tersebut diharapkan para santri bisa adaptif dan responsiv terhadap perkembangan zaman. Kemudian akhirnya mereka memiliki kecakapan hidup (life skill) agar sukses dalam menjalani hidup.
Proses pendidikan ketrampilan tulis-menulis di Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy'ari dilaksanakan dengan metode pembelajaran yang lebih menekankan praktek daripada teori, serta materi-materi yang berasal dari pengalaman praktis para pengajar/tutor. Sistem pengajaran tidak hanya dilakukan secara formal akan tetapi juga dilaksaanakan secara informal melalui pendekatan personal yaitu bimbingan dan motivasi khusus dan berkelanjutan bagi setiap santri. Pengajaran juga menggunakan pendekatan kultural yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan cara pembentukan suasana yang kondusif bagi aktivitas tulis-menulis (pembentukan “iklim kepenulisan”) di lingkungan pesantren.