Tesis ini mencoba memaparkan kualifikasi mursyid dalam tarekat Naqsyabandiyyah Khālidiyyah di kecamatan Wedung. Seorang mursyid mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar untuk melakukan pembinaan sulūk (perjalanan spiritual) kepada murid-muridnya. Sehingga para mursyid juga dituntut mempunyai kompetensi dan kualifikasi yang memadai, guna untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Fungsi dan tugas mursyid dalam tarekat sangat penting sekali, karena hanya seorang mursyid yang memiliki kualifikasi, kemampuan dan keahlian saja yang dapat menjalankan fungsinya secara benar, tepat dan berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga aspek kemampuan dan keahlian ini yang nantinya penulis akan bahas sebagai pembahasan dari kualifikasi seorang mursyid dalam tarekat. Bagaimana sebenarnya kualifikasi mursyid dalam tarekat dan apa fungsinya dalam ketarekatan tersebut.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan. Yaitu dengan objek kajian para mursyid tarekat Naqsyabandiyyah Khālidiyyah di wilayah kecamatan wedung tepatnya di desa Jetak (KH. Abdul Haq), desa Buko (KH. Ali Hafidz dan KH. Ahmad Dalhar) dan desa Muteh (KH. Mansur Sanusi).
Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode pengamatan lapangan, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya penulis menganalisa data dengan menggunakan analisa deskripsi dan memahami makna.
Hasil penelitian menyatakan bahwa para mursyid tarekat Naqsyabandiyyah Khālidiyyah di Kecamatan Wedung berpendapat bahwa di antara fungsi mursyid tarekat ialah hifẓ as-sanad, talqīn, tawassul, rābiṭah, tawajjuh dan irsyād. sedangkan kualifikasi untuk menjadi mursyid, antara lain; pertama, seorang mursyid harus seorang yang alim dan amil bi ilmihi. Kedua memiliki hati yang bersih. Ketiga, sudah menyelesaikan atau khatam dzikir dan khalwat tarekat (riyāḍah), Keempat, memiliki sanad mursyid, sekalipun inqiṭā as-sanad dari mursyid pendahulunya tetapi bersambung dengan guru mursyid lainnya pada jenis tarekat yang sama. Kelima, mendapatkan ijin dari guru mursyid. Keenam, mengetahui hikmah dibalik segala amal ibadah (jika memungkinkan).
Melalui penelitian ini, penulis merekomendasikan tentang perlunya mengkaji lebih jauh mengenai kualifikasi mursyid tarekat yang cakupan yang lebih luas dan bukan hanya pada tarekat Naqsyabandiyyah Khālidiyyah Indonesia. Dengan demikian, akan ditemukan bentuk kualifikasi mursyid beberapa tarekat yang komprehensif.