Kesahihan hadis dalam Khazīnat al-Asrār karya Muḥammad Haqqī al-Nāzilī

Azhari, Ainul (2018) Kesahihan hadis dalam Khazīnat al-Asrār karya Muḥammad Haqqī al-Nāzilī. Masters thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of 1500018044_Tesis.pdf]
Preview
Text
1500018044_Tesis.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (4MB) | Preview

Abstract

Para ulama hadis mempunyai standar dan kriteria untuk menentukan kesahihan hadis. Maka dari itu, standar mereka berbeda-beda dan melalui perbedaan kriteria tersebut maka berbeda pula mereka dalam memaknai hadis sahih. Perbedaan makna ini harus dijelaskan terkait dengan pengamalan hadis dan penggunaannya sebagai hujjah dalam amalan-amalan sunah. Studi ini bermaksud untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana makna sahih menurut Muhammad Ḥaqqī An-Nāzilī terkait dengan hadis-hadis yang terdapat di dalam kitab Khazīnat al-Asrār? (2) Bagaimana kesahihan hadis yang terdapat dalam kitab Khazīnat al-Asrār? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi kepustakaan dengan meneliti hadis-hadis sahih kitab Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār. Pembahasan pada kitab tersebut untuk mendeskripsikan kriteria hadis sahih yang dimiliki oleh Muhammad Ḥaqqī al-Nāzilī, membuktikan keotentikan hadis dan menilai kualitas hadis di dalamnya. Data hadisnya diperoleh degan cara melakukan takhrīj al-ḥadīṡ dan metode dokumentasi. Kemudian semua data dianalisis dengan menggunakan ‘ilmu al-jarḥ wa al-ta’dīl dan ‘ilmu tawārikh al-ruwāt, metode kritik hadis (manhaju naqdil ḥadīṡ) dari dua segi, yaitu: al-naqd al-khārijī dan al-naqd al-dākhilī.
Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Makna sahih menurut Muhammad Haqqi al-Nāzilī adalah hadis yang sanadnya bersambung, tidak diriwayatkan melalui perawi yang ṡiqah, tidak terhindar dari syaż dan ‘illat dan hadis-hadisnya menyampaikan keistimewaan dari amalan-amalan sunah yang dapat memotivasi seseorang untuk melaksanakan amalan-amalan sunah. Sehingga seseorang yang melaksanakan amalan-amalan tersebut berdasarkan hadis sahih dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda karena sudah mengetahui keutamaannya dari hadis tersebut. (2) Kesahihan hadis yang terdapat dalam kitab Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār berdasarkan standar kriteria jumhur ulama hadis menyatakan bahwa hadis-hadis tersebut tidak mencapai derajat sahih. Melainkan hadis-hadis di dalamnya didominasi oleh hadis hasan dan ḍa’īf. Dari sejumlah hadis yang dijadikan sampel dalam penelitian ini membuktikan bahwa hadis yang berderajat hasan ada 14 hadis, hadis yang berderajat ḍa’if ada hadis 24 hadis, dan hadis yang mencapai derajat ṣaḥīḥ hanya 8 hadis. Tetapi, menurut al-Nāzili hadis dalam kitab Khazīnat al-Asrār merupakan hadis-hadis sahih berdasarkan standar kriteria yang ia miliki.

ABSTRACT:

The scholars of hadith have standards and criteria for determining the validity of the hadith. Because of the different criteria, they are different in interpreting the authentic hadith. This difference of meaning has to be explained in relation to the practice of hadith and its use as hujjah in the practice of the sunna. This study intends to answer the problem: (1) How is the meaning of sahih according to Muhammad Ḥaqqī al-Nāzilī against the traditions contained in the book? (2) How is the validity of the traditions contained in the book of Khazīnat al-Asrār? The problem is discussed through literature study by examining the sahih hadiths in Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār. The discussion on the book to describe the authentic hadith criterion possessed by Muhammad Ḥaqqī An-Nāzilī, proves the authenticity of the hadith and assesses the quality of the hadith in it. The data of his hadith is obtained by means of takhrījul ḥadīṡ and method of documentation. Then all the data were analyzed using 'jarḥ wat ta'dīl and' tawārikhur ruwāt science, the method of hadith criticism (manhaju naqdil ḥadīṡ) from two aspects, namely: an-naqdul khārijī and an-naqdud dākhilī.
This study shows that: (1) The true meaning according to Muhammad Haqqi al-Nāzilī is a continuous hadith, not narrated through the siqah narrator, in spite of syaż and 'illat and his traditions conveying the privileges of the sunna practices that can motivate someone to carry out the practices of the sunna. So someone who performs these deeds based on authentic hadith and get a reward that doubled because it already knows the virtue of the hadith. (2) The validity of the traditions contained in the book of Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār based on the criteria of the jumhur ulama of hadith states that these traditions do not reach the valid degree. But the traditions in it are dominated by hadith hasan and ḍa'īf. From a number of hadiths sampled in this study proves that there are 14 Hadiths, Hadiths that have ḍa'if degree of hadith 24 hadith, and hadith reaching degree ṣaḥīḥ only 8 hadith. However, according to al-Nāzili hadith in the book of Khazīnat al-Asrār are authentic hadiths based on the standard of criteria that he possesses.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Hadis sahih
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.125 Hadits > 297.1252 Dirayah Science of Authenticity of Hadith
Divisions: Program Pascasarjana > Program Master (S2)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 05 Oct 2018 02:57
Last Modified: 05 Oct 2018 02:57
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/8387

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics