Analisis pendapat Ibnu Abidin tentang kadar mahar istri qabla dukhul yang ditinggal mati suami

Farikhin, Ahmad (2008) Analisis pendapat Ibnu Abidin tentang kadar mahar istri qabla dukhul yang ditinggal mati suami. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.

[thumbnail of Skripsi_2103167_Ahmad_Farikhin]
Preview
Text (Skripsi_2103167_Ahmad_Farikhin)
2103167_AHMAD_FARIKHIN.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB) | Preview

Abstract

Meskipun mahar tidak termasuk rukun nikah, namun menjadi kewajiban calon mempelai pria. Demikian pula dalam pasal 135 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam ditegaskan bahwa apabila suami meninggal dunia qobla al-dukhul seluruh mahar yang ditetapkan menjadi hak penuh istrinya. Yang menjadi perumusan masalah yaitu bagaimana pendapat Ibnu Abidin tentang kadar mahar istri qabla dukhul yang ditinggal mati suami? Bagaimana metode istinbat hukum Ibnu Abidin tentang kadar mahar istri qabla dukhul yang ditinggal mati suami?
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan jalan melakukan penelitian terhadap sumber-sumber tertulis, maka penelitian ini bersifat kualitatif. Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) yaitu suatu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data dari literatur, dan literatur yang digunakan tidak terbatas hanya pada buku-buku tapi juga berupa artikel dan penelitian-penelitian sebelumnya. Data hasil penelitian kepustakaan yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan metode penelitian kualitatif.
Hasil penulisan menunjukkan bahwa menurut Ibnu Abidin, apabila ada suatu peristiwa dalam suatu kehidupan rumah tangga yaitu adanya seorang wanita yang dinikahi oleh seorang pria kemudian pria itu sebagai suami meninggal dunia lebih dahulu, suami tersebut belum menyebutkan jumlah, sifat dan jenis mahar serta isteri tersebut belum digaulinya, maka isteri berhak mendapat mahar seperti mahar yang diterima oleh wanita-wanita saudaranya, dan dia juga berhak mendapatkan bagian warisan. Menurut penulis bahwa pendapat Ibnu Abidin yang memberi hak kepada istri untuk memperoleh mahar sepadan menunjukkan bahwa pendapatnya sangat menghargai dan menghormati kaum wanita. Tampak Ibnu Abidin menganggap pria dan wanita mempunyai kedudukan yang setara. Dari sini pendapatnya relevan dengan konsep jender di abad modern, dimana wanita tengah memperjuangkan hak-haknya yang setara dengan pria.
Ibnu Abidin menggunakan istinbat hukum yaitu (a) al-Qur'an surat al-Nisa'/4: 4; (b) Hadis dari Utsman bin Abi Syaibah dari Abdurrahman bin Mahdi dari Sufyan dari Firas dari Sya'biy dari Masyruq dari Abdullah dari Abdillah bin Utbah dari Ibnu Mas'ud, Hadis riwayat dari Abu Daud; (c) hadis dari Mahmud bin Ghailan dari Zaid bin Khubab dari Sufyan dari mansyur dari Ibrahim dari Al-Qamah dari Ibnu Mas'ud r,a, hadis riwayat dari At-Tirmidzi. Menurut penulis bahwa pendapat Ibnu Abidin relevan dengan sumber-sumber hukum Islam yaitu di antaranya al-Qur'an dan hadis sebagai sumber utama.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Mahar; Istri; Qabla dukhul; Janda; Ibn Abidin
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 19 Nov 2020 00:50
Last Modified: 19 Nov 2020 00:50
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11751

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics