Perspektif ulama’ syuriah NU Jawa Tengah 2006-2008 terhadap kompilasi hukum Islam (KHI) pasal 185 tentang kedudukan ahli waris pengganti

Chabib, Muhammad (2007) Perspektif ulama’ syuriah NU Jawa Tengah 2006-2008 terhadap kompilasi hukum Islam (KHI) pasal 185 tentang kedudukan ahli waris pengganti. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.

[thumbnail of 2102134_Muhammad Chabib.pdf]
Preview
Text
2102134_Muhammad Chabib.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB) | Preview

Abstract

ABSTRAKSI
Hukum kewarisan Islam di Indonesia tidak bisa diterapkan secara otomatis, walaupun jumlah penduduk yang beragama Islam sangat mendominasi. Keinginan untuk menerapkan berlakunya hukum Islam di Indonesia mengalami beberapa kendala, di antaranya karena adanya perbedaan pendapat ulama’ dalam hampir setiap persoalan. Dalam kondisi seperti ini kepastian hukum sulit ditegakkan, karena tidak adanya buku hukum dan unifikasi Kompilasi Hukum Islam yang disepakati, sehingga sering terjadi suatu peristiwa hukum yang sama diputuskan oleh hakim dengan putusan yang berbeda. Untuk mengatasi kendala ini, diperlukan satu buku hukum menghimpun semua hukum terapan, yang dapat dijadikan rujukan oleh para hakim dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat terjamin adanya kesatuan dan kepastian hukum. Setelah melalui proses dan perjuangan yang panjang, maka keinginan untuk memiliki buku hukum dapat terkabulkan dengan adanya Instruksi Presiden RI. Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI). KHI ini merupakan fiqh Indonesia karena ia disusun dengan memperhatikan kondisi kebutuhab hukum umat Islam Indonesia. Keberadaan KHI memberi jaminan tegaknya hukum Islam dalam beberapa aspek, diantaranya adalah aspek kewarisan. Dalam hukum kewarisan terdapat masalah yang selama ini menjadi perdebatan dikalangan ulama’, termasuk di dalamnya pendapat ulama' Syuriah NU Jawa Tengah masa khidmat 2006-2008. yakni boleh tidaknya menerima warisan jika seorang ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pewaris, apakah boleh digantikan oleh anaknya sebagai ahli waris? Dan bagaimana metode istinbâth hukumnya?. Memang KHI telah menetapkannya seperti yang tertuang dalam pasal 185 yang disebut dengan istilah Ahli Waris Pengganti, bahwa ahli waris yang meninggal terlebih dahulu dari pewaris maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, sedangkan jumlah bagiannya tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang diganti. Akan tetapi belum bisa secara menyeluruh diterima pengguna hukum. Oleh karena itu, kerangka metodologi yang dipakai adalah pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran pola-pola kewarisan yang berlaku. Dan library research sebagai sumber data kepustakaan yang melandasi konsep ahli waris pengganti serta wawancara sebagai sumber data guna mendapatkan informasi (pandangan) langsung dari ulama' Syuriah NU Jawa Tengah masa khidmat 2006-2008. Dan juga pendekatan deskriptif terutama content analysis untuk menganalisa datanya. Ulama' Syuriah NU Jawa Tengah masa khidmat 2006-2008 dan tingkat intensitas perhatian terhadap anak yatim yang tinggi merupaka upaya mengangkat status anak ketika pada posisi seorang ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pewaris.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: NU; Kyai NU; KHI; Hukum Islam; Waris; Hukum Waris
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah)
Depositing User: Umar Falahul Alam
Date Deposited: 09 Dec 2020 07:12
Last Modified: 09 Dec 2020 07:12
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11956

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics