Perkembangan moral santri di Pesantren Al-Ishlah Mangkangkulon Tugu Kota Semarang

Khalim, Abdul (2007) Perkembangan moral santri di Pesantren Al-Ishlah Mangkangkulon Tugu Kota Semarang. Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of NIM_3100165_Skripsi_Lengkap]
Preview
Text (NIM_3100165_Skripsi_Lengkap)
NIM_3100165_Skripsi_Lengkap.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan moral santri jika ditinjau dari psikologi perkembanganya. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam mendidik anak/santri yang masih dalam perkembanganya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan cross-sectional atau pendekatan silang. Data dikumpulkan dengan tekhnik snowball-sampling dengan instrumen pengumpulan data; observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Adapun tekhnik analisis data dengan menggunakan tekhnik induktif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan moral santri terjadi karena adanya peralihan penting dari “kesadaran harus” (must conciousness) menuju ke kesadaran “wajib” (ough conciousness). Sanksi eksternal menyerah pada sanksi internal. Pengalaman larangan takut memudar berganti dengan pengalaman pilihan, harga diri, dan wajib. Kebiasaan taat berganti dengan skema nilai-nilai yang memberi arah kepada prilaku.
Secara rinci tingkat perkembangan moral santri terjadi dalam tiga tingkatan. Pertama, Periode usia 12 hingga 15 tahun dengan karakteritik moralnya sebagai berikut; Orientasi tindakan moral penyesuaian antar pribadi, menghindari dari hukuman atau taat pada aturan atau norma-norma sebagai sarana agar diterima baik oleh guru (kyai dan para ustadz) pengurus atau teman sebaya, tekanan diletakan atas kesesuaian dan menjadi anak yang baik takut terjadi pengucilan dalam lingkungan, adanya unsur ibadah dalam memandang tingdakan moral. Kedua, periode usia 16 hingga 18 tahun karakteristik moralnya berupa; orientasi hukum dan tata tertib, orientasi diarahkan apada usaha melaksanakan tugas/ kewajiban mematuhi peraturan dan usaha mempertahankan kehidupan bersama, nilai-nilai moral yang merupakan bagian dari moral telah terhayati dengan penuh kesadaran. Ketiga, Periode usia 19 hingga 21 tahun karakteristik moralnya berupa; terbimbing oleh rasionya, mempertimbangkan dan memperhatikan sudut pandang masyarakat pada umamnya. dalam mengambil keputusan berdasarkan apa yang baik dan tepat berdasarkan suatu “kontrak” atau “ perjanjian” baik sosial maupun pribadi, para santri telah menyadari relatifnya nilai-nilai pribadi.
Kondisi moral santri demikian tidaklah luput dari berbagai faktor yang ikut mempengaruhi dan membentuk karakteristik moralya. Diantara faktor itu adalah adalah peran disiplin dan tata tertib yang ketat, pendidikan langsung dan lingkungan santri, baik lingkungan pendidikan maupun lingkungan pergaulanya.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Moral; Santri; Pendidikan Pesantren
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.7 Propagation of Islam > 297.77 Islamic religious education
300 Social sciences > 370 Education > 371 School management; special education > 371.5 Disiplin siswa; pengharagaan siswa
300 Social sciences > 370 Education > 377 Schools and religion
Divisions: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > 86208 - Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Affa Ardhi Saputri
Date Deposited: 10 Dec 2020 03:05
Last Modified: 10 Dec 2020 03:05
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11974

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics