Unsur ihtikar pada industri penggilingan padi : studi kasus pada perilaku distributor beras di Kecamatan Mijen Kabupaten Demak

Najih, Ahmad (2019) Unsur ihtikar pada industri penggilingan padi : studi kasus pada perilaku distributor beras di Kecamatan Mijen Kabupaten Demak. Masters thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of TESIS_1705028003_AHMAD_NAJIH]
Preview
Text (TESIS_1705028003_AHMAD_NAJIH)
TESIS_1705028003_AHMAD_NAJIH.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB) | Preview

Abstract

Berawal dari kurang maksimalnya serapan gabah dan beras yang dilakukan oleh BULOG yang mengakibatkan stok beras nasional tidak stabil sehingga harga beras di pasaran menjadi tidak menentu, khususnya pada akhir tahun 2017. Hal ini menjadi peluang bagi para pedagang pengumpul gabah di Mijen Demak, mereka berani menginvestasikan modal yang dimiliki untuk membeli gabah dari petani dengan harga diatas HPP yang ditetapkan oleh BULOG. Kemudian pedagang pengumpul gabah melakukan penimbunan gabah tersebut di gudang industri penggilingan padi. Pedagang pengumpul gabah tersebut adalah produsen beras yang sering melakukan penimbunan gabah pada saat panen wali’an dan mereka akan melakukan produksi gabah menjadi beras ketika harga beras mengalami kenaikan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan; Bagaimana perilaku penimbunan gabah yang dilakukan oleh produsen beras di Kecamatan Mijen,faktor apa saja yang mendorong seorang produsen beras di Kecamatan Mijen melakukan penimbunan gabah dan Bagaimana persentuhan perilaku produsen beras di Kecamatan Mijen terhadap nilai-nilai ekonomi Islam.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif antropologis. Metode pengumpula data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Data-data tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif studi kasus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Produsen beras di Kecamatan Mijen hanya melakukan penimbunan gabah pada musim panen wali’an saja. Penimbunan gabah dilakukan selama 4 sampai 5 bulan, yaitu pada bulan Agustus sampai dengan bulan Januari. Motivasi-motivasi yang mendorong seorang produsen beras di Kecamatan Mijen melakukan penimbunan gabah adalah:1. Mendapatkan keuntungan yang lebih. 2. Mengamankan persediaan untuk melayani pedagang grosir pelanggana (konsumen). 3. Nyancang kuli dan bertahan dalam industri. 4. Memulihkan kerugian modal yang dialami pada saat panen rendengan. 5. Menyimpan modal usaha. Penimbunan gabah (GKG) yang dilakukan produsen beras di Mijen Demak tidak menyalahi perundang-undangan di Indonesia karena kuantitas gabah yang ditimbun masih dalam jumlah yang wajar. Namun jika dilihat dari sudutpandang Islam, penimbunan ini dapat dikatakan ihtikar dengan dua alasan utama, yaitu; Pertama, obyek penimbunan adalah barang-barang kebutuhan masyarakat. Kedua, salah satu tujuan penimbunan adalah untuk meraih keuntungan di atas keuntungan normal.

ABSTRACT:

Starting from the lack of maximum absorption of grain and rice carried out by BULOG which resulted in unstable national rice stock so that the price of rice on the market became uncertain, especially at the end of 2017. This became an opportunity for grain traders in Mijen Demak, they dared to invest owned capital to buy grain from farmers at prices above the HPP set by BULOG. Then the grain collectors do the rice hoarding in the rice mill industry warehouse. The paddy rice traders are rice producers who frequently stockpile grain at the time of the guardian harvest and they will produce grain into rice when the price of rice increases.
This research is intended to answer the problem; How is the behavior of rice producers in Mijen Subdistrict, what factors encourage a rice producer in Mijen Subdistrict to carry out rice hoarding and How is the contact between rice producers in Mijen Subdistrict with Islamic economic values.
This research is a field research using a qualitative anthropological approach. The data collection method in this study uses the method of observation and interviews. The data is then analyzed using descriptive analysis of case studies.
The results of this study indicate that rice producers in Mijen District only stockpile grain in the guardian harvest season. Grain hoarding is carried out for 4 to 5 months, namely in August to January. Motivations that encourage a rice producer in Mijen District to hoard rice are: 1. Get more profit. 2. Securing inventory to serve customer wholesalers (consumers). 3. Designing coolies and surviving in the industry. 4. Recovering capital losses experienced at the time of harvest rendengan. 5. save business capital. Grain stockpiling (GKG) conducted by rice producers in Mijen Demak does not violate the laws in Indonesia because the quantity of unearthed grain is still in a reasonable amount. However, if viewed from an Islamic perspective, this hoarding can be said to be ihtikar for two main reasons, namely; First, the hoarding object is the goods needed by the community. Second, one of the objectives of the hoarding is to achieve profits above normal profits.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Ihtikar; Industri penggilingan padi; Distributor beras; Kabupaten Demak
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.27 Islam and social sciences > 297.273 Islam and economics
Divisions: Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 60102 - Ekonomi Syariah (S2)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 25 Feb 2021 02:08
Last Modified: 25 Feb 2021 02:08
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12191

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics