Penentuan awal bulan Kamariah dengan rukyat pada tiga fase bulan (studi pemikiran Izzudin Nawawi dalam kitab 'Ilmu Falak)

Waliawati, Waliawati (2019) Penentuan awal bulan Kamariah dengan rukyat pada tiga fase bulan (studi pemikiran Izzudin Nawawi dalam kitab 'Ilmu Falak). Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of SKRIPSI_1502046022_WALIAWATI]
Preview
Text (SKRIPSI_1502046022_WALIAWATI)
SKRIPSI_1502046022_WALIAWATI.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB) | Preview

Abstract

Problematika penentuan awal bulan kamariah, khususnya penentuan awal
bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijah menjadi sangat penting untuk dilakukan
pengkajian. Pada bulan-bulan tersebut terdapat beberapa ketentuan ibadah seperti
puasa, zakat, dan haji. Dalam kalender kamariah, kalender mempunyai fungsi
administrasi dan ibadah. Metode penentuan awal bulan kamariah terbagi menjadi
dua, yaitu hisab dan rukyat. Akan tetapi, terjadi polemik ketika hasil penetapan
awal bulan berbeda yang mengancam keharmonisan sosial antara sesama pemeluk
islam. Izzuddin Nawawi menawarkan metode baru berupa rukyat pada tiga fase
Bulan. Ia mempunyai pandangan bahwasannya rukyat bisa dilakukan selain
tanggal 29, karena Bulan memiliki fase-fase lain dan mudah untuk diamati.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui alasan yang melatarbelakangi
pemikiran Izzuddin Nawawi dalam penentuan awal bulan kamariah dengan rukyat
pada tiga fase Bulan. Dan relevansi metode rukyat pada tiga fase Bulan menurut
fikih dan astronomi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode kepustakaan (library research), teknik pengumpulan data terdiri atas
wawancara dan dokumentasi yang memiliki keterkaitan dengan pemikiran
Izzuddin Nawawi. Untuk memperoleh hasil yang optimal, penulis menggunakan
analisis dekriptif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa yang melatarbelakangi pemikiran
Izzuddin Nawawi adalah pemahaman terhadap ayat dan hadis tentang manzilahmanzilah
Bulan dan telaah kasus mengenai kesulitan rukyat pada tanggal 29.
Menurut tinjauan fikih, metode ini memiliki relevansi dengan Q.S. Yunus ayat 5
dan hadis Ibnu Umar yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim. Alasannya adalah ayat dan hadis tersebut secara jelas membicarakan
bahwa Bulan terdiri dari fase-fase (manzilah-manzilah) yang digunakan sebagai
penentuan waktu, dimana usia Bulan terkadang 29 hari dan terkadang 30 hari.
Adapun dalam tinjauan astronomi, metode ini memiliki relevansi dengan fase-fase
utama Bulan, yaitu first quarter, full moon dan last quarter. Pada ketiga fase
tersebut dilakukan rukyat untuk mengetahui usia bulan yang sedang berjalan.
Pada fase-fase ini, penampakan Bulan lebih jelas dibandingkan pada fase akhir
(tanggal 29) Bulan. Sehingga penampakan Bulan bisa diamati baik di wilayah
timur maupun wilayah barat. Dan sedikit kemungkinan akan berbeda hari, karena
hasil akhirnya akan menunjukkan usia bulan yang sedang berjalan.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Penentuan awal bulan Kamariah; Rukyat; Izzudin Nawawi; kitab 'Ilmu Falak
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak)
500 Natural sciences and mathematics > 520 Astronomy and allied sciences
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 50202 - Ilmu Falak
Depositing User: Alvian Dani Oze
Date Deposited: 30 Mar 2021 12:56
Last Modified: 30 Mar 2021 12:56
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12396

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics