Tirakat ziarah mlaku ke makam waliyullah : tinjauan fenomenologi terhadap musafir di Makam Sunan Kalijaga, Syaikh Kholil Bangkalan dan Syaikh Syamsuddin Batuampar Madura

Mahbub Maulana, Muhammad (2012) Tirakat ziarah mlaku ke makam waliyullah : tinjauan fenomenologi terhadap musafir di Makam Sunan Kalijaga, Syaikh Kholil Bangkalan dan Syaikh Syamsuddin Batuampar Madura. Undergraduate (S1) thesis, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of 084411010_Coverdll.pdf]
Preview
Text
084411010_Coverdll.pdf - Cover Image

Download (565kB) | Preview
[thumbnail of 084411010_Bab1.pdf]
Preview
Text
084411010_Bab1.pdf - Accepted Version

Download (94kB) | Preview
[thumbnail of 084411010_Bab2.pdf]
Preview
Text
084411010_Bab2.pdf - Accepted Version

Download (360kB) | Preview
[thumbnail of 084411010_Bab3.pdf]
Preview
Text
084411010_Bab3.pdf - Accepted Version

Download (123kB) | Preview
[thumbnail of 084411010_Bab4.pdf]
Preview
Text
084411010_Bab4.pdf - Accepted Version

Download (348kB) | Preview
[thumbnail of 084411010_Bab5.pdf]
Preview
Text
084411010_Bab5.pdf - Accepted Version

Download (21kB) | Preview
[thumbnail of 084411010_Bibliografi.pdf]
Preview
Text
084411010_Bibliografi.pdf - Bibliography

Download (43kB) | Preview

Abstract

Keberadaan musafir, seorang pejalan kaki dari makam waliyullah ke makam yang lain sudah ada sejak lama, namun dari kalangan pesantren lebih fokus menjadikan tirakat ini sekitar tahun 1955. Namun sampai sekarang belum pernah ada penelitian mengenai hal ini. Penelitian yang menggunakan pendekatan fenomenologi untuk berupaya untuk memperoleh ‘esensi’ keberagamaan musafir dan motivasi menjalankan tirakat mlaku ini. Sebuah pendekatan yang akan tetap berbeda dari corak pendekatan teologi. Dan fenomenologi berusaha memperoleh gambaran yang utuh serta struktur fundamental dari keberagamaan manusia secara umum (universal,transcendental, inklusif), dan bukannya gambaran keberagamaan manusia yang bersifat partikuler-eksklusif. Selain itu, pendekatan ini memiliki tiga tugas yang harus dilakukan oleh fenomenologi agama. Pertama, ia harus mencari hakikat dari Yang Maha Suci. Kedua, ia harus memberikan teori evolusi (wahyu), dan yang ketiga, ia harus mempelajari tingkah -laku agamis (kegamaan). Oleh karena itu, fenomenologi di sini merupakan koreksi terhadap pendekatan berpikir ilmiah murni. Pendekatan ini harus ditambah dengan pendekatan dogma. Sebab tanpa pendekatan dogma, agama kehilangan kesuciannya. Sebaliknya juga bila pendekatan secara dogmatis saja, juga tidak bisa, sebab dengan dogma orang lain tidak bisa mengerti
Penelitian ini dipusatkan pada tiga makam waliyyulah yang dipercaya sebagai tempat keramat dan tempat yang banyak barokah, dan menjadi tujuan utama musafir. Pertama, Sunan Kalijaga, yang disebut wali ing tanah jowo mempunyai pengaruh sangat di bumi Jawa ini. Kedua, Syaikhona Kholil Bangkalan, sebagai gurunya para ulama’di Nusamtara ini. Dan ketiga, Syaikh Syamsuddin, meskipun tidak diketahui secara pasti sebagaimana kedua tokoh di atas, tapi makam beliau diyakini sebagai tempat yang keramat dan beliau sendiri mengatakan, bahwa barang siapa saja yang menghatamkan al Qur’an di situ, pasti keinginannya akan di kebulkan oleh Allah SWT .
Pada awalnya pelaku ziarah mlaku dari kalangan pesantren yang hanya mencari barokah dengan waliyyulah, sosok yang diyakini dekat dengan Allah SWT sehingga jika meminta untuk dido’akan (tawassul), lebih mudah dikabukan oleh Allah SWT. Namun seiring bergantinya tahun ke tahun, tidak hanya musafir yang mempunyai tujuan itu, tapi ada yang lain, diantaranya ‘merguru karo wong mati’, mencari jati diri, mencari ilmu hikmah atau kesaktian, dan melarikan diri dari tanggung jawab.
Dari motivasi menjalankan tirakat mlaku itu, dalam mendapat pengalan beragama, musafir satu dengan yang lain berbeda-beda. Ada yang hanya merasa hatinya tenang sekali, merasa puas setelah berziarah, mendapat isyaroh berupa ayat-ayat al-Qur’an yang terlintas didepannya dan bahkan ada juga yang bertemu penghuni makam (waliyullah).
Dengan berbeda-bedanya musafir, berbeda pula tingkah laku mereka. Ada musafir yang cuman satu dua hari di makam, dan ada pula yang berbualan-bulan bahkan bertahun-tahun. Musafir yang sampai bermukim lama di makam tanpa tujuan yang jelas biasanya ruwet (bermasalah). Dari sini dapat disimpulkan
terdapat tiga golongan musafir. Pertama, musafir yang mencintai waliyullah dan tugas dari kiai; kedua, terpaksa jadi musafir; dan ketiga, ikut-ikutan jadi musafir.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Tirakat; Ziarah Mlaku; Makam Waliyullah; Fenomenologi; Musafir; Makam; Makam Sunan Kalijaga; Makam Syaikh Kholil; Makam Syaikh Syamsuddin
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.4 Sufism
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76236 - Tasawuf dan Psikoterapi
Depositing User: Arman Khairon
Date Deposited: 30 Dec 2013 03:53
Last Modified: 15 Jul 2021 02:45
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1243

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics