Profesionalisme rohaniwan Islam di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang

Wangsanata, Susana Aditiya (2020) Profesionalisme rohaniwan Islam di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Tesis_1800018017_Susana_Aditiya_Wangsanata]
Preview
Text (Tesis_1800018017_Susana_Aditiya_Wangsanata)
Tesis_1800018017_Susana_Aditiya_Wangsanata.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB) | Preview

Abstract

Profesionalisme rohaniwan Islam menjadi aspek penting, serta kualitas layanan untuk mendukung kesembuhan pasien. Penelitian kualitatif ini mengkaji profesionalisme rohaniwan Islam di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang, dengan menggunakan deskriptif naratif dan pendekatan studi kasus. Informan penelitian ini terdiri dari 8 tenaga rohaniwan di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Penelitian ini juga melibatkan pasien dan keluarga sebagai objek penerima layanan. Teknik validitas data menggunakan triangulasi sumber, dan teknis analisis data menurut Creswell yang dimulai dari pengumpulan data, penyajian data dan menyimpulkan data.
Hasil penelitian: 1) Standar profesionalisme tenaga kerohanian di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang adalah beragama Islam, lulusan sarjana agama (apapun jurusannya), dan bisa melakukan khutbah jum’at. Di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang belum memiliki standar yang baku (secara tertulis) sebagai idealitas profesional dalam menjalankan bimbingan kerohanian kepada pasien. Hal itu dapat dilihat pada, pertama, dari segi latar belakang pendidikan, hanya satu tenaga yang merupakan alumni BPI, kemudian belum pernah mengikuti pelatihan untuk membimbing rohani pasien, dan keahlian yang dimiliki tidak sesuai dengan passion mereka. Kedua, dari keseluruhan tenaga kerohanian ada beberapa tenaga yang merupakan pindahan dari unit kerja lain. Hal ini tentu menunjukkan bahwa seolah tenaga kerohanian dapat dilakukan oleh siapapun untuk mengisi kekurangan tenaga. Ketiga, ada tenaga yang tidak melaksanakan SOP dengan baik dan benar. Artinya ada beberapa SOP yang tidak di laksanakan.
2) pelaksanaan bimbingan rohani Islam dan relevansinya dengan profesionalisme dakwah tenaga kerohanian di Rumah Sakit Roemani Muhamamdiyah Semarang perlu ditingkatkan lagi. Hal itu dapat dilihat dari segi waktu kunjungan dan materi yang diberikan. Waktu untuk mengunjungi pasien seharusnya diperhatikan lagi, karena ada pasien merasa tidak nayaman ketika harus istirahat tetapi ada kunjungan petugas kerohanian.
Selain itu, materi yang diberikan tidak hanya memfokuskan pada aspek pemberian do’a saja meskipun kepada pasien dengan penyakit ringan. Oleh sebab itu indikator dakwah dapat dikatakan profesional harus memperhatikan unsur 5W+1H karena proses dakwah merupakan proses komunikasi, yakni penyampaian pesan-pesan agama kepada pasien. Apabila salah satu unsur tersebut tidak diperhatikan maka proses dakwah tidak akan berjalan dengan baik dan benar.

ABSTRACT:

Professionalism of Islamic clergy becomes an important aspect, as well as quality of services to support patient recovery. This qualitative research examines the professionalism ofclerics Islamicat Roemani Muhammadiyah Hospital Semarang, using descriptive narrative and case study approaches. The informants of this study consisted of 8 clergy in Roemani Muhammadiyah Hospital Semarang. This study also involved patients and families as objects of service recipients. Data validity techniques usingtriangulation source, and technical analysis of data according to Creswell which starts from data collection, data presentation and data conclusions.
The results of the study: 1) The professionalism standard of spiritual workers at Hospital Roemani MuhammadiyahSemarang is Muslim, graduates of religious scholars (whatever their majors), and can do Friday sermons. The Roemani Muhammadiyah Hospital in Semarang does not have a standard (in writing) as a professional ideal in carrying out spiritual guidance to patients. This can be seen in, first, in terms of educational background, only one staff member is an alumni of BPI, then has never attended training to guide the spiritual of patients, and their expertise does not match passion their. Second, from the totalpower spiritualthere are a number of workers who are transferred from other work units. This certainly shows that as if spiritual energy can be done by anyone to fill the lack of energy. Third, there are staff who do not implement SOP properly. This means that there are some SOPs that are not implemented.
2). The propaganda professionalism of spirituality at Roemani Hospital in MuhamamdiyahSemarang needs to be increased. This can be seen in terms of the time of the visit and the material provided. Time to visit patients should be considered again, because there are patients who feel uncomfortable when they have to rest but there is a visit by a spiritual worker. In addition, the material provided does not only focus on aspects of giving prayer, even to patients with minor illnesses. Therefore, the indicator of proselytizing can be said that professionals must pay attention to the element of 5W + 1H because the process of preaching is a communication process, namely the delivery of religious messages to patients. If one of these elements is not considered, the da'wah process will not go well and correctly.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Profesionalisme; Rohaniwan Islam; Rumah sakit; Bimbingan dan konseling Islam
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.7 Propagation of Islam > 297.74 Dakwah
Divisions: Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 76103 - Ilmu Agama Islam (S2)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 03 Jul 2021 04:00
Last Modified: 03 Jul 2021 04:00
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/13373

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics