Pengaruh tingkat kelembaban udara terhadap keberhasilan rukyatul hilal

Laili, Asyatul (2020) Pengaruh tingkat kelembaban udara terhadap keberhasilan rukyatul hilal. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of 1402046029_ASYATUL LAILI_SKRIPSI LENGKAP] Text (1402046029_ASYATUL LAILI_SKRIPSI LENGKAP)
1402046029_ASYATUL LAILI_LENGKAP TUGAS AKHIR.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Ada beberapa tempat di Indonesia yang dijadikan rukyatul hilal, namun tempat tersebut sering tidak dapat melihat penampakan hilal, yang salah satu faktornya disebabkan oleh nilai kelembapan udara yang tinggi. Seperti contohnya, menara al-Khusna yang ada di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), yang setiap digunakan untuk rukyatul hilal tidak dapat melihat kenampakan hilal itu sendiri. Selain itu, di POB IAIN Pekalongan juga sering digunakan untuk tempat rukyatul hilal, akan tetapi hilal jarang terlihat. Dari beberapa contoh tersebut, Penulis memiliki hipotesa bahwa beberapa pengaruh yang menjadikan suatu daerah tidak dapat melihat hilal adalah karena faktor kelembapan udara daerah tersebut yang tinggi. Hal ini, seperti contoh di menara Al-Khusna di Semarang, yang memiliki nilai kelembapan udara rata-rata di atas 80 %, yang menyebabkan adanya awan tebal yang dapat menghalangi proses rukyatul hilal.
Penelitian ini menggunakan teknik studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif. Data primer dan data sekunder dalam penelitian ini Penulis mengambil data-data berupa dokumentasi yaitu tulisan-tulisan atau buku-buku, jurnal yang membahas terkait rukyatul hilal, sumber dari penelitian sebelumnya dan data-data dari website, sebagai data tambahan dan pelengkap. Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analitik, menganalisis terhadap formula dan konsep yang ada dan kemudian dianalisis secara deskriptif.
Dari penelitian ini, kemudian dihasilkan dua temuan, yaitu: 1) Temuan dilapangan banyak terjadi pengamatan hilal diberbagai tempat terjadi kegagalan atau kesulitan dalam mengamati hilal akibat adanya awan dan mendung, yang menjadikan pandangan pengamat tidak jelas dalam melihat hilal. Hal tersebut diakibatkan oleh iklim yang ada di Indonesia dan faktor polusi yang semakin tinggi di beberapa wilayah yang memiliki aktivitas industrial dan transportasi yang tinggi. Dengan demikian, hal tersebut memicu naiknya angkat kelembapan udara yang menjadikan salah satu sebab pembentukan awan dan dengan begitu, kelembapan udara bisa sangat urgent untuk diketahui agar bisa mendeteksi bagaimana keadaan cuaca dalam tempat yang akan dilakukan pengamatan; 2) Dari beberapa contoh data yang ada dari beberapa Stasiun Klimatologi dan Meteorologi BMKG, dapat disimpulkan bahwa daerah-daerah yang dekat dengan Stasiun-Stasiun tersebut memiliki potensi susah melihat hilal yang disebabkan banyak terbentuknya awan, bahkan mendung akibat nilai kelembapan udara yang lebih dari 70 %, dan diperparah dengan adanya musim penghujan antara bulan Januari hingga awal Juni. Sehingga nilai kelembapan udara ini bisa dijadikan salah satunya standar yang dapat digunakan untuk uji kelayakan tempat atau prakiraan cuaca sebelum dilaksanakannya rukyatul hilal pada suatu tempat atau Pos Pengamatan Bulan (POB).

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Rukyat al-Hilal; Kelembapan Udara
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 520 Astronomy and allied sciences
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 50202 - Ilmu Falak
Depositing User: Ana Afida
Date Deposited: 10 Dec 2021 11:38
Last Modified: 10 Dec 2021 11:38
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14480

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics