Ṡalāṡata qurū' dalam perspektif Kitab Tafsīr Al-Munīr dan sains

Wardani, Umi Kulsumma (2021) Ṡalāṡata qurū' dalam perspektif Kitab Tafsīr Al-Munīr dan sains. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of SKRIPSI_1704026082_Umi_Kulsuma_Wardani] Text (SKRIPSI_1704026082_Umi_Kulsuma_Wardani)
Umi Kulsumma W_1704026082_Skripsi Lengkap - Umi Kulsumma Wardani.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Penelitian dalam skripsi ini dilatar belakangi dengan adanya masa ‘iddah yang harus dilakukan oleh perempuan yang mengalami perceraian dengan suami dalam kondisi perempuan sedang tidak hamil dan sudah melakukan hubungan sewaktu masih dalam masa pernikahan. Al-Qur’an telah memberikan masa ʻiddah yang harus dilakukan oleh perempuan ketika kondisi seperti itu, yaitu dalam Surah Al-Baqarah ayat 228. Lama masa ‘iddah yang harus dilakukan oleh perempuan ini adalah ṡalāṡata qurū'. Beberapa ulama mengatakan bahwa quru' ada yang mengartikan suci dan ada yang mengartikan haid. Kebiasaan di dalam lingkungan masyarakat, masa ‘iddah dilakukan selama 3 bulan. Kitab Tafsīr Al-Munīr karya Wahbah az-Zuhaily yang memiliki penafsiran dengan salah satu coraknya adalah Tafsīr al-Fiqh memperlihatkan beberapa pendapat seperti Imam Abu Hanifah, Imam Maliki, Imam Syafiʻi dan Imam Hambali dalam menentukan masa ʻiddah. Penelitian ini menitikberatkan pada penghitungan ṡalāṡata qurū' dalam menentukan masa ʻiddah dari masing-masing Imam yang terdapat dalam Kitab Tafsīr Al-Munīr karya Wahbah az-Zuhaily yang kemudian dikorelasikan dengan ilmu sains yang berkaitan dengan proses reproduksi dari dua pihak yaitu suami dan istri yang berkaitan dengan penghitungan masa ʻiddah.
Skripsi ini menggunakan dua rumusan masalah yakni: (1) Bagaimana penafsiran Ṡalāṡata Qurū' dalam Kitab Tafsīr Al-Munīr karya Wahbah az-Zuhaily?, (2) Bagaimana pandangan Ilmu Sains mengenai Ṡalāṡata Qurū'?, (3) Bagaimana korelasi antara penafsiran Ṡalāṡata Qurū' dalam Kitab Tafsīr Al-Munīr karya Wahbah az-Zuhaily dan dalam pandangan Ilmu Sains?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian library research (penelitian kepustakaan) yakni dengan sumber data yang didapat dari kitab, buku, jurnal atau hasil penelitian yang lainnya yang berhubungan dengan penafsiran ṡalāṡata qurū' dan ilmu sains. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis isi dengan melakukan pengolahan data dengan memverifikasi data, klasifikasi data dan penggabungan data.
Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa Wahbah az-Zuhaily mengartikan qurū' adalah haid sehingga ṡalāṡata qurū' adalah 3 kali haid. Hal ini sependapat dengan Imam Abu Hanifah yang juga dalam mengartikan qurū' adalah haid. Sehingga lama masa ʻiddah yang harus dilakukan adalah 2 bulan dalam hitungan rata-rata masa haid 5 hari dan 3 bulan dalam hitungan rata-rata masa hiad 15 hari. Perempuan yang mengalami kehamilan dapat terdeteksi secara sadar ataupun tidak sekitar dua bulan hingga tiga bulan. Begitu juga dengan Penyakit Menular Seksual (PMS) untuk mencapai masa inkubasinya membutuhkan waktu 3 bulan hingga 6 bulan. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara penafsiran ṡalāṡata qurū' dalam Kitab Tafsīr Al-Munīr karya Wahbah az-Zuhaily dan dalam pandangan Ilmu Sains.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Al Munir; tafsir; iddah
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 15 Dec 2021 02:11
Last Modified: 12 Feb 2022 04:00
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14699

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics