Social Advertising merupakan bentuk bisnis dengan menggunakan media promosi untuk menarik simpati masyarakat terhadap produk maupun jasa yang telah tersedia. Salah satu bentuk media promosi periklanan dalam dunia bisnis yaitu bisa menggunakan aplikasi Vtube. pada praktiknya Vtube hadir dengan menyediakan fitur berupa aplikasi berbasis Smartphone yang digunakan untuk menonton iklan dari perusahaannya. Pengguna yang bergabung akan menjadi mitra Vtube dan disediakan uang bayaran ketika ia telah melakukan pekerjaann. Dalam hal ini setiap orang yang bekerja wajib menyelesaikan misi harian selama empat puluh hari dan memperpanjangnnya agar dapat naik level . Selain itu ketika seseorang telah menonton iklan di Vtube ia akan mendapatkan poin setiap harinya dalam bentuk dolar dan dapat di rupiahkan ketika ada transaksi penjualan di exchange counter. Sistem kerjasama perusahaan dengan pengguna Vtube dilakukan dengan ketentuan pendaftaran awal dimana ketika pengguna melakukan tahap verivikasi maka ia wajib memenuhi syarat dan ketentuan. Kemudian untuk nilai tukar poin nya hanya bisa dijualkan sesama anggota bukan ke perusahaan yang membidanginya. jadi tolak ukur di bisnis Vtube ini fokus pada poin yang dibeli orang sebagai harta yang dimiliki. Ketika ada penumpukan poin dan tidak ada anggota baru yang ingin membeli maka poin tersebut tidak bernilai.
Berdasarkan permasalahan tersebut, yang menjadi titik fokus penelitian yaitu bagaimana mekanisme penggunaan akad social advertising pada aplikasi Vtube berdasarkan ketentuan hukum ekonomi syari’ah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam mengenai mekanisme akad social advertising pada aplikasi Vtube dan mengkaji pandangan hukum ekonomi syari’ah terhadap penggunan akad dalam aplikasi tersebut. penelitian ini adalah penelitian lapangan yang sifatnya kualitatif normatif. Pengumpulan data nya melalui: wawancara, observasi, dokumentasi dan menggunakan sumber data primer. Setelah data-data terkumpul maka peneliti melakukan analisis melalui pendekatan romantic yaitu dengan cara menjalin hubungan empati kepada narasumber maupun responden dan menggunakan reduksi data untuk menguji keabsahan teori dengan permasalahan yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti bahwa; Pertama pada praktek penggunaan akad social advertising aplikasi Vtube pada tahap awal pendaftaran memang sudah sesuai dengan akad Ju’alah yaitu semua sistem pendaftaran berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu member dengan perusahaan. Kedua, mengenai sistem pemberian upah maupun pekerjaan yang akan ditekuni masih belum jelas atau dalam Islam terdapat unsur gharar (tidak pasti) Karena dilihat dari nilai tukar poin didapatkan yang dalam hal ini disebut sebagai upah atau hadiah dari pekerjaan justru tidak dibayarkan langsung oleh perusahaan melainkan di dapat dari jual beli sesama member. Dengan demikian jika ditinjau dari segi perspfektif hukum ekonomi syariah sesuai dengan Al-Qur’an maupun hadis maka dalam prakteknya pada aplikasi Vtube tidak sesuai dengan ketentuan akad ju’alah yaitu upah dan pekerjaanya harus jelas asalnya.