Pengelolaan Bank Wakaf Mikro di pesantren kurang diperhatikan secara serius, karena pesantren merupakan lembaga tradisional. Berdasarkan aspek manajemen potensi-potensi yang ada di lingkungan pesantren belum maksimal. Padahal sesungguhnya potensi-potensi yang ada dapat diandalkan untuk membantu pelaksanaan Pondok Pesantren. Potensi-potensi yang dimaksud yaitu berupa sumber daya manusia yang relevan dengan kebutuhan, serta dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk meningkatkan kualitas Pondok Pesantren, khususnya dalam hal bank wakaf. Kurang meluasnya sosisalisasi Bank Wakaf Mikro APIK Kaliwungu menjadi hal yang merugikan bagi lembaga tersebut. Dalam perspektif dakwah pengelolaannya sangat perlu di perhatikan. Hal ini menunjukkan yang perlu disempurnakan adalah persoalan atau permasalahan pengelolaan bank wakaf mikro dalam perspektif dakwah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Pengelolaan Bank Wakaf Mikro di lingkungan Pesantren dalam Perspektif Dakwah?, (2)Bagaimana Keunggulan dan Kekurangan Pengelolaan Bank Wakaf Mikro di Lingkungan Pesantren dalam Perspektif Dakwah?. Untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah tersebut, penulis menggunakan penelitian kualitatif dan metode deskriptif. Menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk analisis data menggunakan teknik Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengelolaan Bank Wakaf Mikro APIK Kaliwungu di Lingkungan Pesantren dalam Perspektif Dakwah, yaitu: (1) Pengelolaan Bank Wakaf Mikro APIK Kaliwungu menunjukkan pengelolaan yang baik dalam beberapa aspek, pengelolaan di manajerial semaksimal mungkin seperti dalam pengelolaan kegiatan dakwah yang di atur di berbagai tempat sesuai dengan kelompok nasabahnya, penyaluran dana hibah ke nasabah dengan perjanjian berupa kelompok, dan pembagian kinerja pengurus, pengawas dan pengelola yang sesuai tanggungjawab. (2) Keunggulan Pengelolaan nampak dari adanya kegiatan dakwah yang dilakukan terjadwal, bentuk penyaluran dana hibah berupa kelompok dan kelompok tersebut wajib mengikuti kegiatan dakwah yang di adakan BWM APIK Kaliwungu, serta tidak ada bunga yg harus di bayarkan nasabah. (3) Kekurangan pengelolaan BWM APIK Kaliwungu nampak pada sedikitnya wakif, kurang meluasnya jangkauan nasabah, sedikitnya pengelola yang menjadikan adanya beberapa tugas pengelola yang harus merangkap tugas