Paranoid dalam perspektif tasawuf

Umaroh, Shohibatul (2020) Paranoid dalam perspektif tasawuf. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of SKRIPSI_1504046065_SHOHIBATUL_UMAROH] Text (SKRIPSI_1504046065_SHOHIBATUL_UMAROH)
Shohibatul umaroh_1504046065_Lengkap Tugas Akhir - shohib_ Kaka.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Paranoid merupakan penyakit psikologi yang masih menjadi hal tabu bagi masyarakat, sehingga mereka tidak mengetahui siapa dan bagaimana cara mengatasinya. Gangguan paranoid ini ditandai dengan adanya sikap yang terlalu curiga pada suatu hal tanpa adanya alasan yang jelas, cenderung egosentrik, narsistik, sensitif, introvert, sangat tidak mempercayai orang lain, mudah iri dan sering menunjukkan mekanisme “The self-fulfilling prophecy” yaitu berperilaku dengan cara menimbulkan perilaku yang saling melengkapi yang menguatkan ekspektasinya. Sedangkan banyak masyarakat yang beragama Islam mengetahui dan memahami tentang ajaran agama mereka seperti hal apa yang dianjurkan untuk dikerjakan dan hal yang perlu untuk dihindari, dan hal yang perlu dihindari yaitu seperti penyakit hati yang mana itu masuk dalam ajaran tasawuf. Penyakit hati merupakan sikap buruk dan tercela yang perlu dihindari karena dampaknya yang negatif dan merusak, seperti ghibah, mudah marah, suka berbohong, selalu berburuk sangka, mudah iri dan dengki dengan orang lain, dan lain sebagainya
Psikologi yaitu ilmu tentang kejiwaan, sedangkan unsur utama tasawuf adalah penyucian jiwa. Dengan itu penulis meyakini bahwa penyakit psikologi dan tasawuf saling mempengaruhi dan memiliki keterikatan satu sama lain. Karenanya penulis ingin mengkaji paranoid dalam perspektif tasawuf dengan menggunakan metode library research (kepustakaan), dan menganalisis menggunakan teknik conten analisis.
Menurut tasawuf gangguan paranoid disebabkan karena faktor rohani yang tidak sehat, yaitu hati (Qalb) sakit, karena sakitnya qalb bisa menjadi penyakit mental atau jasmani. Ciri-cirinya yaitu tidak merasakannya sakit luka yang diakibatkan, cara mengatasinya dengan melakukan penyembuhan menggunakan al-Qur’an dan menjauhi maksiat. Tetapi dalam praktik psikologi paranoid disebabkan karena cara berfikir yang salah dan adanya berbagai faktor seperti faktor biologis, ciri-cirinya dengan merasa curiga pada semua orang tanpa alasan jelas dan cara mengatasinya yaitu dengan melakukan terapi dan obat-obatan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa paranoid merupakan bentuk nyata dari penyakit psikologi, sedangkan dalam tasawuf (penyakit hati) merupakan faktor terjadinya penyakit psikologi (paranoid) muncul, karena penyakit hati akan menjadi lebih serius jika tidak diobati.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Paranoid; Penyakit hati; Tasawuf
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.4 Sufism > 297.45 Sufi ethics
600 Technology (Applied sciences) > 610 Medical sciences Medicine > 616 Diseases
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76236 - Tasawuf dan Psikoterapi
Depositing User: Wati Rimayanti
Date Deposited: 12 Feb 2022 05:49
Last Modified: 12 Feb 2022 05:49
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15069

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics