Analisis pendapat Didin Hafidhuddin tentang zakat usaha ikan hias

Sholikah, Putry Dewi Markatun (2020) Analisis pendapat Didin Hafidhuddin tentang zakat usaha ikan hias. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of SKRIPSI_1602036162_PUTRI_DEWI_MARKATUN_SHOLIKAH;] Text (SKRIPSI_1602036162_PUTRI_DEWI_MARKATUN_SHOLIKAH;)
SKRIPSI_1602036162_PUTRI_DEWI_MARKATUN_SHOLIKAH;.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perkembangan hukum dan pemikiran manusia seiring dengan perubahan zaman. Salah satunya yaitu pendapat Didin Hafidhuddin yang menyatakan bahwa usaha ikan hias menjadi sumber zakat sektor modern yang mempunyai nilai yang sangat signifikan yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Sesuai dengan keumuman ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits yang mewajibkan zakat atas segala sesuatu yang halal dan baik maka persoalan semacam ini harus mendapatkan perhatian lebih. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apa alasan Didin Hafidhuddin berpendapat bahwa usaha ikan hias menjadi sumber zakat? dan bagaimana istinbath hukum yang digunakan Didin Hafidhuddin tentang zakat usaha ikan hias? Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui alasan Didin Hafidhuddin tentang zakat usaha ikan hias menjadi sumber zakat dan untuk mengetahui istinbath hukum yang digunakan Didin Hafidhuddin tentang zakat usaha ikan hias.Untuk menjawab permasalahan tersebut penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (field reseacrh). Data yang diperoleh melalui wawancara dengan Didin Hafidhuddin melalui media WhatsApp dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan dari hasil analisis penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan pertama, alasan Didin Hafidhuddin mewajibkan zakat usaha ikan hias yaitu karena usaha ikan hias merupakan usaha yang begitu pesat perkembangannya serta menjadi komoditas potensial yang terus berkembang dan mempunyai nilai ekonomis. Kini konsumennya sampai merambah ke berbagai negara. Selain itu, sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan keadilan, serta keumuman dari ayat-ayat al-Qur’an yang mewajibkan zakat atas harta yang kita miliki sebagaimana termaktub dalam surah al-Baqarah ayat 267 yang mewajibkan zakat atas harta yang diperoleh dari segala usaha yang baik dan halal. Kata “maa kasabtum” dalam surah al-Baqarah ayat 267 mencakup seluruh hasil usaha manusia yang baik dan halal. Kedua, bahwa dapat diketahui bahwa istinbath hukum yang digunakan Didin Hafidhuddin yaitu metode qiyas. Menurutnya, objek zakat baru memang lebih diqiyaskan pada kedua zakat itu sebagaimana keumuman ayat-ayat al-Qur’an dan hadits. Didin mengqiyaskan zakat usaha ikan hias dengan zakat pertanian atau zakat perdagangan. Jika diqiyaskan dengan zakat pertanian maka nishabnya 653 kg gabah/gandum dan kadar zakat 5% setelah dikurangi biaya keperluan usaha dan dikeluarkan saat panen. Sedangkan jika diqiyaskan dengan zakat perdagangan maka nishabnya 85 gram emas dengan kadar zakat 2,5% yang dikeluarkan setahun sekali.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Zakat usaha; Ikan hias; Qiyas; Didin Hafidhuddin
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.54 Zakat (Wakaf, Hibah, Infak, Sedekah, dll.)
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74234 - Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Depositing User: Ina Adedya Pramesti
Date Deposited: 09 Apr 2022 03:11
Last Modified: 09 Apr 2022 03:11
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15798

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics