Penentuan waktu salat sunah isyrāq dalam perspektif fikih dan ilmu falak

Hasyim, Farhan Nurfawaid (2021) Penentuan waktu salat sunah isyrāq dalam perspektif fikih dan ilmu falak. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of SKRIPSI_1602046078_FARHAN_NURFAWAID_HASYIM.pdf] Text
SKRIPSI_1602046078_FARHAN_NURFAWAID_HASYIM.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Di antara salat sunah yang memiliki waktu ialah salat Isyrāq. Istilah salat Isyrāq mungkin terasa asing di telinga kita jika dibandingkan dengan salat Duha. Salat Isyrāq yaitu salat sunah dua rakaat yang dikerjakan setelah matahari terbit sekitar satu tombak atau setelah hilangnya waktu tahrīm salat. Ulama berbeda pendapat dalam menstatuskan apakah salat Isyrāq ini adalah salat yang sama dengan salat Duha. Pasalnya, salat Isyrāq berada pada waktu yang sama dengan salat Duha.
Dari latar belakang tersebut penulis merumuskan dua rumusan masalah yaitu (1) Bagaimana penentuan waktu salat sunah Isyrāq dalam perspektif ilmu fikih? (2) Bagaimana penentuan waktu salat Isyrāq dalam perspektif ilmu falak? Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif. Dengan menggunakan metode library research (studi kepustakaan) dan field research (studi lapangan). Adapun metode pengumpulan datanya dengan cara dokumentasi berupa buku, kitab serta data-data yang menjelaskan waktu salat Isyrāq. Selain itu, penulis juga melakukan observasi Matahari ketika mencapai tinggi kira-kira satu tumbak atau dua tumbak. Adapun observasi ini berlangsung di Pelabuhan Kendal. Untuk menghasilkan penelitian yang optimal peneliti menganalisis data menggunakan metode analisis kualitatif dengan dua cara yakni deskriptif analitis dan verifikatif analitis.
Dari hasil analisis menunjukan bahwa Salat Isyrāq ialah salat yang memiliki waktu yang mana tidak ada kemakruhan di dalamnya. Menurut qaul mu’tamad (pendapat yang diunggulkan) salat Isyrāq merupakan salat Duha. Namun kita boleh mengamalkan pendapat Ulama yang menyatakan bahwa salat Isyrāq bukan salat Dluha (memiliki kesunahannya sendiri). Diantara Ulama yang berpendapat bahwa salat Isyrāq memiliki kesunahannya tersendiri yakni Imam Al-Ghazālī. Muhammad Yasīn bin ‘Īsā Al-Fadānī berpendapat bahwa waktu salat Isyrāq berada pada awal waktu Ḍahwah Ṣugro. Dan untuk mengetahui awal waktu salat Isyrāq, kriteria tinggi matahari seukuran setombak dijadikan satuan jam. Dimana 1° sama dengan empat menit. Apabila kita asumsikan tinggi Matahari seukuran setombak adalah 4° maka dalam satuan jam tinggi matahari sama dengan 16 menit. Kemudian kita tambahkan pada waktu Ṭulū’ al-Syams atau waktu terbit.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Hisab; Waktu salat; Isyrāq; Fikih; Ilmu Falak; Ḍahwah
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak)
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah > 297.38 Rites, prayer
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 50202 - Ilmu Falak
Depositing User: Annisa Rizki Safitri
Date Deposited: 09 Apr 2022 02:47
Last Modified: 09 Apr 2022 02:47
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15805

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics