Masyarakat di Desa Simpar yang melaksanakan satu acara seperti: pernikahan, khitanan, slametan kebanyakan masih belum bisa memenuhi kebutuhannya karena kurangnya dana, masyarakat biasanya melakukan pembelian kebutuhan pokok dengan memesan di warung dengan cara membayar ditunda setelah acara selesai atau setelah musim panen. Dalam jual beli tersebut, penetapan harga secara sepihak oleh penjual tanpa diketahui oleh pembeli, bahkan ada penjual yang memberi jangka waktu satu bulan untuk melunasi utangnya dengan syarat tambahan harga 10% setiap harga kebutuhan pokok, hal ini sangat merugikan pembeli yang akan melaksanakan acara besar.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana praktik jual beli kebutuhan pokok dengan sistem pembayaran ditnda di Desa Simpar? 2) Bagaiman pandangan hukum Islam terhadap praktik jual beli kebutuhan pokok dengan sistem pembayaran ditunda di Desa Simpar?
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kulitatif, dengan sumber data primer yaitu dokumen dan wawancara dengan pemilik warung penyedia kebutuhan pokok dengan sistem pembayaran ditunda, individu masyarakat yang melakukan acara besar. Data yang terkumpul kemudian di analisis menggunakan metode deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan: Praktik jual beli kebutuhan pokok dengan sistem pembayaran ditunda di Desa Simpar telah memenuhi syarat dan rukun syara’ dimana unsurnya telah dipenuhi didalamnya, akan tetapi ada beberapa syarat yang tidak terpenuhi yang menyebabkan praktik ini tidak sesuan dengan ketentuan syara’ yaitu adanya penetapan harga secara sepihak oleh penjual dan adanya unsur riba didalamnya yang didasarkan penambahan harga 10% setiap harga kebutuhan pokok.