Studi analisis pendapat Imam Abu Hanifah tentang hukuman isolasi bagi pelaku zina ghair muhsan

Mukharom, M. Haris (2020) Studi analisis pendapat Imam Abu Hanifah tentang hukuman isolasi bagi pelaku zina ghair muhsan. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of SKRIPSI_132211035_M_Haris_Mukharom] Text (SKRIPSI_132211035_M_Haris_Mukharom)
132211035_M. Haris Mukharom_Tugas Akhir - M. Haris Mukharom.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu pemikiran bahwa ditinjau dari segi pelakunya, maka perzinaan dapat diklasifikasikan: (1) zina muhsan; (2) zina ghair muhsan. Zina muhsan adalah zina yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang sudah berkeluarga (bersuami/beristeri). Hukuman untuk pelaku zina muhsan adalah rajam sampai mati. Zina ghair muhsan adalah zina yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum berkeluarga. Hukuman untuk zina ghair muhsan ini ada dua macam, yaitu 1) dera seratus kali, dan 2) pengasingan selama satu tahun. Para ulama berbeda pendapat mengenai hukuman pengasingan. Ada ulama yang mengharuskan pengasingan, dan ada pula ulama yang berpendapat tidak ada “pengasingan”. Sebagai problem dari riset ini yaitu bagaimana pendapat dan metode istinbath hukum Imam Abu Hanifah tentang hukuman isolasi bagi pelaku zina ghair muhsan? Apa alasan pendapat Imam Abu Hanifah tentang hukuman isolasi bagi pelaku zina ghair muhsan
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dan bersifat kualitatif dengan pendekatan normatif. Penelitian hukum ini dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka, karenanya merupakan penelitian hukum normatif. Teknik pengumpulan data berupa teknik dokumentasi atau studi documenter. Metode analisis data penelitian ini bersifat deskriptif analisis.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Pendapat Imam Abu Hanifah tentang hukuman isolasi bagi pelaku zina ghair muhsan yaitu hukum bagi pelaku zina ghair muhsan adalah hak dari Allah bukan dari ulil amri. Hukuman bagi pelaku zina ghair muhsan cukup didera saja tanpa harus diasingkan.
(2) Metode istinbath hukum Imam Abu Hanifah tentang hukuman isolasi bagi pelaku zina ghair muhsan adalah menggunakan al-Quran surat an-Nur (24) ayat 2 juz 18.
(3) Alasan pendapat Imam Abu Hanifah tentang hukuman isolasi bagi pelaku zina ghair muhsan sebagai berikut : menurut Imam Abu Hanifah dalam al- Quran tidak dijelaskan tentang hukuman pengasingan terhadap pelaku zina ghair muhsan. Menurutnya hukuman pengasingan tidak dapat ditambahkan kepada hukuman dera. Sebab ALLAH SWT menjadikan dera sebagai keseluruhan hukuman had zina. Imam Abu Hanifah berpegang pada arti lahir al-Quran dan ini didasarkan atas pendapat mereka yang mengatakan bahwa penambahan terhadap ketentuan nash merupakan pembatalan. Al-Quran tidak bias dibatalkan oleh hadis- hadis ahad. Mereka juga meriwayatkan sari Umar r.a dan sahabat-sahabat lain bahwa ia menjatuhkan hukuman had tanpa pengasingan. Jika seandainya kita juga mewajibkan hukuman dera adalah hanya sebagian dari hukuman had, sehingga hal ini merupakan bentuk penambahan terhadap nash. Selain itu, pengasingan menjadikan pelaku zina berpotensi untuk melakukan perzinaan lagi, karena ia berada ditempat pengasingan yang jauh dari keluarga, kerabat, dan kenalan.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Imam Abu Hanifah, hukuman isolasi, zina ghair muhsan
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74231 - Hukum Pidana Islam
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 16 Apr 2022 07:26
Last Modified: 16 Apr 2022 07:26
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15923

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics