Restorative justice adalah perbaikan ganti rugi kepada korban, dimana dalam hal ini korban adalah pihak yang menjadi pihak yang di rugikan oleh pelaku dalam pelanggaran hukum pidana, melalui restorative justice timbul keadilan tertinggi dikarenakan adanya kesepakatan yang melibatkan korban dan pelaku serta keluarga keduanya, dan mendapatkan penyelesaian cepat serta biaya ringan
Hal inilah yang melatar belakangi penulis melakukan penelitian tentang pandangan hukum pidana islam tentang konsep restorative justice dalam penyelesaian perkara pidana dengan rumusan masalah:1)Bagaimana Penyelesaian Hukuman Menggunakan Restorative Justice (Surat Edaran No. SE/8/VII/2018 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia/Undang Undang Tahun No 11 Tahun 2012 Sistem Peradilan Anak) 2) Bagaimana Tinjauan Hukum Pidana Islam Mengenai Penerapan Restorative Justice (Surat Edaran No. SE/8/VII/2018 Kepala Kepolisian/ Undang Undang Tahun No 11 Tahun 2012 Sistem Peradilan Anak) Jenis penelitian ini termasuk penelitian yuridis normatif dikatakan penelitian yuridis normatif karena pemerolehan data dari penelitian ini berdasarkan data deskriptif berupa data tertulis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif yang terdiri atas pendekatan perundang – undangan, pendekatan konsep dan pendekatan komperatif. dengan pengumpulan data menggunakan tektik data sekunder primer diperoleh dari undang- undang, surat edaran kepolisian, dan data sekunder diperoleh dari buku buku hukum yang berkaitan dengan objek penelitian.
Hasil penemuan penelitian ini adalah :1) Penyelesaian Hukuman Menggunakan Restorative Justice (Surat Edaran No. SE/8/VII/2018 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia/Undang Undang Tahun No 11 Tahun 2012 Sistem Peradilan Anak) adalah sebuah upaya penyelesaian hukum yang memberikan aspek perdamaian antara korban dan pelaku. Dalam hal ini indonesia sudah menerapkan dalam Kepolisian, Jaksa dan Pengadilan. Hal tersebut menunjukan indonesia telah sedikit banyak menggunakan konsep tersebut, tetapi dalam hal tersebut terkendala dengan sistem hukum formal di indonesia, contoh dalam pencabutan perkara yang dilakukan oleh korban hanya dapat dilakukan di delik aduan bukan delik biasa, oleh karena hukum indonesia belum bisa menerapkan secara menyeluruh konsep restorative justice ini. dan 2) Tinjauan Hukum Pidana Islam Mengenai Penerapan Restorative Justice (Surat Edaran No. SE/8/VII/2018 Kepala Kepolisian/ Undang Undang Tahun No 11 Tahun 2012 Sistem Peradilan Anak) adalah proses dimana penyelesaian perkara dengan damai antara korban dan pelaku serta keluarga korban di contohkan dalam qhisas dan diyat , hal tersebut menunjukan islam sudah terlebih dahulu mengenal konsep restorative justice dan perdamaian antara korban dan pelaku serta keluarga.