Analisis sistem penanggalan Jawa Islam muslim Aboge trah Banokeling Desa Adiraja perspektif astronomi

Wiranti, Wiranti (2021) Analisis sistem penanggalan Jawa Islam muslim Aboge trah Banokeling Desa Adiraja perspektif astronomi. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of NIM_1702046025_SKRIPSI_LENGKAP] Text (NIM_1702046025_SKRIPSI_LENGKAP)
1702046025_Wiranti_Lengkap Tugas Akhir.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Penanggalan Jawa Islam Aboge merupakan salah satu penanggalan lokal Indonesia yang perhitunganya bersifat statis dan baku. Di Desa Adiraja, muslim Aboge Trah Banokeling menggunakan sistem tersebut untuk menghitung tradisi, perayaan insidental anak putu Banokeling, dan juga keperluan ibadah. Meskipun hanya didasarkan hisab urfi yang tidak sesuai untuk dijadikan pedoman awal bulan qomariyah, namun mereka tetap berpedoman dengan apa yang telah diwariskan leluhurnya. Mereka tetap mengkonstruksikan adat sebagai sendi utama dalam komunitas Trah Banokeling.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis membatasi menjadi beberapa pokok bahasan, 1) Bagaimana sejarah sistem penanggalan Jawa Islam Muslim Aboge Trah Banokeling Desa Adiraja ? 2) Bagaimana tinjauan astronomi sistem penanggalan Jawa Islam Muslim Aboge Trah Banokeling Desa Adiraja ?.
Penelitian dalam tulisan ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif. Penulis mendeskripsikan data yang diperoleh dari informan berupa realitas kaidah hisab Aboge dan gambaran keberadaan Muslim Aboge Trah Banokeling Desa Adiraja melalui arsip Paguyuban Resik Kubur Jero Tengah (PRKJ) dan dokumen dari bedogol adat.
Penelitian ini menghasilkan dua temuan. Pertama, pembauran budaya Jawa dan spiritualitas keagamaan menghasilkan konsep sejarah kuat terhadap leluhur yang dipercaya yakni Kyai Banokeling. Pada sejarahnya kademangan Adiraja telah tertata dengan stuktur pemerintahan desa yang mengangkat tokoh ahli petung untuk membawahi bidang penanggalan. Sehingga pengaplikasian perhitungan Aboge tak lepas dari kegiatan keagamaan yang bersinggungan langsung dengan petilasan tokoh pendahulu, Kyai Banokeling. Kedua, sistem penanggalan Jawa Islam menginduk pada penanggalan Hijriyah dan Saka. Setelah 120 tahun, tahun Jawa tertinggal satu hari dengan tahun Hijriyah. Sehingga disusun peralihan ke Asapon melalui pemindahan tahun Kabisat ke Basitoh. Karena menggunakan hisab urfi, setelah kurup Asapon jatuhnya tahun Alip sudah bisa diprediksi dengan memajukan hari dan pasaran. Namun teori perkembangan kurup tersebut tidak dipraktikan dalam perhitungan yang dianut Muslim Aboge Banokeling Adiraja.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Trah Banokeling; Penanggalan Jawa Islam; Muslim Aboge; Astronomi
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 520 Astronomy and allied sciences
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 50202 - Ilmu Falak
Depositing User: Ana Afida
Date Deposited: 26 Jun 2022 02:10
Last Modified: 26 Jun 2022 02:10
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16312

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics