Kontekstualisasi tafsīr al-Fātihah karya KH. Abu Nur Jazuli Amaith

Abdul Aziz, Mohammad (2021) Kontekstualisasi tafsīr al-Fātihah karya KH. Abu Nur Jazuli Amaith. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Tesis_1600088014_Mohammad_Abdul_Aziz] Text (Tesis_1600088014_Mohammad_Abdul_Aziz)
Tesis_1600088014_Mohammad_Abdul_Aziz.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Sejak masuknya Islam di Nusantara, semangat membumikan ayat-ayat al-Qur’ān dalam konteks keindonesiaan senantiasa dihidupkan dan dikembangkan oleh para ulama di masing-masing wilayah di Nusantara. Meskipun begitu, kajian-kajian yang telah dilakukan terhadap karya tafsīr intelektual Muslim Nusantara belum banyak mengungkapkan kekhasan konteks keindonesiaan dari sudut sosial, budaya, dan politik sebagai ruang dialektika. Salah satunya adalah Tafsīr al-Fātihah yang ditulis oleh seorang ‘ālim al-Qur’ān kharismatik dari Bumiayu, KH. Abu Nur Jazuli Amaith. Dalam banyak mimbar kajian dan pengajiannya, beliau berkali-kali menekankan ajaran yang terkandung dalam Tafsīr QS. Al-Fātihah dengan mendialektikakannya dengan realitas keindonesiaan masa itu. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: (1) Bagaimana penafsiran Sūrah Al-Fātihah dalam kitab Tafsīr al-Fātihah karya KH. Abu Nur Jazuli Amaith? (2) Bagaimana kontekstualisasi penafsiran Sūrah Al-Fātihah dalam kitab Tafsīr al-Fātihah karya KH. Abu Nur Jazuli Amaith? (3) Bagaimana kesesuaian Tafsīr al-Fātihah karya KH. Abu Nur Jazuli Amaith dalam konteks kekinian? Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis) dan pendekatan hermeneutis-filosofis untuk mengungkapkan gagasan KH. Abu Nur Jazuli Amaith dalam kitab Tafsīrnya serta konteks sosio historis yang melatarinya.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) Tafsīr al-Fātihah terdiri dari tiga tema penting, yakni: wahdāniyatullāh (ayat 1-4), ikrār bi’ibādatillāh (ayat 5), dan du’āul hidāyah (ayat 6-7); (2) Kontekstualisasi penafsiran terlihat pada ayat ke-6 yang menjelaskan tema du’āul hidāyah. Ideal moral dari ayat ini adalah nilai toleransi dan ditafsīrkan secara kontekstual dengan melarang fanatisme buta dan tindakan pemaksaan terhadap agama apapun; (3) Penafsiran kontekstual KH. Abu Nur Jazuli Amaith sangat relevan dengan konteks Indonesia di era disrupsi saat ini, di mana keragaman, perbedaan, kepentingan, tidak hanya menjadi fenomena di kehidupan nyata, tetapi juga di dunia maya.

ABSTRACT:
Since the emergence of Islam in Indonesia, scholars’ enthusiasm in interpreting the Qur’ān in the Indonesian context had developed significantly and produced many books of interpretation. However, studies on Indonesian books of interpretation had not revealed the special characteristics of Indonesian interpreters’ thoughts on Tafsīr in relation to the dialectics of the Qur’ān and social, cultural, political, and historical context of interpretation. One of those works on Tafsīr is ‘Tafsīr al-Fātihah’ written by an exponent of al-Qur’ān and Tafseer and a charismatics scholar from Bumiayu, KH. Abu Nur Jazuli Amaith. He had emphasized many times in his preachings and teachings about some fundamental values included in Surah al-Fātihah. Some of those values had been interpreted by KH. Abu Nur Jazuli Amaith based on the Indonesian context at the time. Departing from this condition, the writer means to conduct this research in finding the answers of some questions as followings: (1) How is KH. Abu Nur Jazuli Amaith’s interpretation on Al-Fātihah? (2) How is contextualization in interpretation on Al-Fātihah conducted by KH. Abu Nur Jazuli Amaith? (3) How is the compatibility of KH. Abu Nur Jazuli Amaith’s interpretation with current context? This study used the content analysis method and hermeneutics-philosophy approach to reveal the ideas of KH. Abu Nur Jazuli Amaith in his book of interpretation and the influence of his social and historical context.
The results of this study are: (1) Tafsīr al-Fātihah consists of three fundamental themes, are: wahdāniyatullāh (verse 1-4), ikrār bi’ibādatillāh (verse 5), and du’āul hidāyah (verse 6-7); (2) Contextual interpretation is found in 6th verse of Al-Fātihah that explained about du’āul hidāyah. Ideal-moral of this verse is ‘tolerance’ and has been interpreted as the prohibition of fanatism and enforcement to any other religion; (3) Contextual interpretation of KH. Abu Nur Jazuli Amaith found its relevance and urgency with the Indonesian context in this disruption era, in which diversity, difference, and importance are not found only in this real life, but also in virtual life.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Tafsīr al-Fātihah; Tafsir Al-Qur'an; KH. Abu Nur Jazuli Amaith
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 03 Sep 2022 03:59
Last Modified: 03 Sep 2022 03:59
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16760

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics