Nuansa penafsiran Guru Sekumpul terhadap Surah Yūsuf

Hidayatullah, Syarif (2021) Nuansa penafsiran Guru Sekumpul terhadap Surah Yūsuf. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Tesis_1704028014_Syarif_Hidayatullah] Text (Tesis_1704028014_Syarif_Hidayatullah)
Tesis_1704028014_Syarif_Hidayatullah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Daerah Kalimantan Selatan merupakan daerah religius dan potensial untuk mengeksplorasi karya-karya keagamaan klasik yang menurut Karel A. Steenbrink masih kurang mendapat perhatian intens dalam upaya pengkajian warisan klasik. Padahal wilayah ini pernah menjadi pusat studi Islam yang banyak melahirkan karya-karya keagamaan dan sastra klasik, di samping Palembang dan Aceh. Tokoh fenomenal pada abad ke-20 yang menjadi mercusuar keislaman di wilayah Kalimantan Selatan adalah Guru Sekumpul. Upaya menggali warisan keilmuan dan pemikiran-pemikirannya sepatutnya terus diupayakan. Penelitian ini menggali penafsiran Guru Sekumpul yang diambil dari jejak-jejak digitalnya yang masih tersisa dan harus dijaga kelestariannya agar memberikan informasi dan gambaran yang komprehensif terkait khazanah keilmuannya. Penelitian ini merupakan library research yang menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui dokumentasi berupa 13 rekaman ceramah tafsir Guru Sekumpul atas Surah Yūsuf. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat ‘ulūm al-tafsīr yakni laun/ittijah tafsir untuk menentukan jenis nuansa atau corak tafsir yang terdapat dalam tafsir Guru Sekumpul tersebut, dan teori sociology of knowledge Karl Manhheim untuk menelaah dimensi-dimensi eksternal maupun internal yang memberikan sumbangsih kontruksi pemikiran Guru Sekumpul dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an, dalam hal ini Surah Yūsuf. Hasil penelitian mengemukakan bahwa nuansa tafsir Guru Sekumpul dalam Surah Yūsuf adalah nuansa sufistik-sosial. Term-term sufistik ‘amalī dan naẓarī termuat dalam penafsirannya, namun sufistik ‘amalī lah yang lebih dominan. Nuansa sosial ditemukan dalam tafsirnya yang memasukkan analisis sederhana terhadap situasi sosial, sejarah, dan budaya masyarakat Banjar. Sementara pengalaman dan perjalanan rohani yang bersifat metafisik maupun yang fisik serta realitas sosio-kultural merupakan unsur-unsur yang mempengaruhi dan membentuk bangunan pengetahuannya dalam memberikan pandangan terhadap interpretasi ayat-ayat al-Qur’an.

ABSTRACT:
The area of South Kalimantan is a religious area and has the potential to explore classical religious works, which according to Karel A. Steenbrink still does not receive intense attention in the study of classical heritage. In fact, this area was once the center of Islamic studies which gave birth to many religious works and classical literature, in addition to Palembang and Aceh. A phenomenal figure in the 20th century who became a beacon of Islam in the South Kalimantan region was Guru Sekumpul. Efforts to explore scientific heritage and ideas should continue to be pursued. This study explores the interpretation of Guru Sekumpul which is taken from its digital footprints that are still remaining and must be preserved in order to provide comprehensive information and descriptions related to their scientific treasures. This research is a library research that uses a qualitative research methodology with data collection through documentation in the form of 13 recorded lectures on Guru Sekumpul's interpretation of Surah Yūsuf. The approach used in this study is ‘ulūm al-tafsīr especially laun/ittijah interpretation to determine the types of nuances of interpretation contained in the interpretation of Guru Sekumpul, and Karl Manhheim's sociology of knowledge theory to examine external and internal dimensions. who contributed to the construction of Guru Sekumpul's thoughts in interpreting the verses of the Qur'an, in this case Surah Yūsuf. The results of the research suggest that the nuances of Guru Sekumpul's interpretation in Surah Yūsuf are the nuances of sufistic-social. The Sufi terms 'amalī and naẓarī are included in the interpretation, but sufistic 'amalī is the dominant one. The social nuance is found in his commentary which includes a simple analysis of the social, historical, and cultural situation of the Banjar people. Meanwhile, spiritual experiences and journeys that are metaphysical and physical as well as socio-cultural realities are the elements that influence and shape the building of knowledge in providing views on the interpretation of the verses of the Qur'an.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Guru Sekumpul; Tafsir Al-Qur'an; Surah Yūsuf; Sufistik; Sosial
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.4 Sufism
Divisions: Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 08 Sep 2022 01:24
Last Modified: 08 Sep 2022 01:24
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16782

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics