Perkawinan dini dan ketahanan keluarga : perspektif spiritual coping pada pasutri di Grobogan

Muzdalifah, Muzdalifah (2021) Perkawinan dini dan ketahanan keluarga : perspektif spiritual coping pada pasutri di Grobogan. Dr/PhD thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Disertasi_1800029026_Muzdalifah] Text (Disertasi_1800029026_Muzdalifah)
Disertasi_1800029026_Muzdalifah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (7MB)

Abstract

Fenomena yang umum terjadi di kalangan pelaku pernikahan dini adalah rapuhnya bangunan perkawinan akibat kurang siapnya mereka untuk menjalani kehidupan berkeluarga. Namun demikian fenomena ini tidak dapat digeneralisasi karena fenomena yang ditemukan di Desa Jetis Kecamatan Karang rayung Kabupaten Grobogan berbeda. Penelitian ini difokuskan pada perkawinan dini yang pada saat penelitian ini dilakukan usia pernikahan telah berlangsung antara 20-40 tahun. Asumsi dasar yang dibangun dalam kajian ini adalah bahwa pasutri pelaku pernikahan dini dengan kemampuan yang ada pada mereka telah melakukan upaya tertentu untuk mempertahankan perkawinan mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pasutri dalam menjalani perkawinan dini., menggali secara mendalam kejadian stress yang muncul dalam keluarga perkawinan dini dan menjelaskan upaya pasutri perkawinan dini dalam mempertahankan keluarga deng an pendekatan spiritual coping dalam perspektif Islam dan alasannya menggunakan pendekatan tersebut. Sebagai studi psikologi dan budaya, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi dari Spradley. Sumber data melalui snowballing sampling. Metode pengumpulan data melalui pengamatan terlibat, dokumentasi dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian ini menemukan pengalaman perkawinan dini dirasakan sangat berat dan penuh tekanan (rekoso). Kehidupan rekoso berkaitan dengan hubungan dengan pasangan, pengasuhan, ekonomi dan keluarga pasangan, namun mereka memiliki spiritual coping dalam mempertahankan keluarganya. spiritual coping merupakan sebuah refleksi terhadap penanganan stress. Spiritual coping yang digunakan kombinasi nilai agama dan nilai lokal yang memadu menjadi kekuatan dalam pengatasan masalah atau coping itu. Sebagai contoh rembugan. Rembugan merupakan term lokal yang maknanya diskusi. Prinsip nilai budaya yang menjadi sumber nilai rembugan dalam tradisi Jawa misalnya “ Ono opo-opo kudhu dirembug” (Ada permasalahan apa pun harus didiskusikan) yang maksudnya segala sesuatu berkaitan dengan kebutuhan keluarga didiskusi bersama. Term agama menyebutkan rembugan dengan musyawarah. Musyawarah menyaratkan keterbukaan, kejujuran, dan menghargai satu sama lain. Memiliki sifat “lumo” merupakan term tradisi Jawa yang artinya bermurah hati. Prinsip nilai budaya yang menjadi sumber nilai rembugan dalam tradisi Jawa misalnya “ nek ono wong jaluk diwenehi ditulungi” (jika ada orang meminta tolong maka ditolong). Term agama menyebutkan bahwa lumo adalah gemar bersodaqoh dan sebagainya. Perpaduan nilai local dengan nilai agama inilah yang menguatkan pasangan suami istri pelaku perkawinan dini dalam menjalani kehidupan yang sangat berat karena sebenarnya mereka belum waktunya membina sebuah keluarga karena karena usianya yang masih belia. Implikasi dari temuan penelitian ini adalah bahwa kekuatan agama yang berasimilasi dengan nilai lokal.

ABSTRACT:
A common phenomenon among perpetrators of early marriage is the fragility of the marriage structure due to their unpreparedness to lead a family life. However, this phenomenon cannot be generalized because the phenomena found in Jetis Village, Karang Rayung District, Grobogan Regency are different. This study focused on early marriage, which at the time of this research was conducted, the age of marriage was between 20-40 years. The basic assumption built in this study is that couples who do early marriage with their existing abilities have made certain efforts to maintain their marriage.
This study aims to reveal couples in undergoing early marriage, explore in depth the occurrences of stress that arise in early marriage families and explain the efforts of early marriage couples in maintaining a family with a spiritual coping approach in an Islamic perspective and the reasons for using this approach. As a study of psychology and culture, this research uses a qualitative approach with the ethnographic method of Spradley. Source of data through snowballing sampling. Methods of data collection through involved observation, documentation and in-depth interviews.
The results of this study found that the experience of early marriage was felt to be very heavy and stressful (risk). Risk life is related to the relationship with the partner, parenting, economy and family of the spouse, but they have spiritual coping in maintaining their family. spiritual coping is a reflection of dealing with stress. Spiritual coping used a combination of religious values and local values that combine to become a force in overcoming the problem or coping. For example, rembugan . Reembugan is a local term which means discussion. The principle of cultural values that is the source of the value of deliberation in the Javanese tradition for example " Ono opo-opo kudhu dirembug " (There are any problems that must be discussed) which means that everything related to family needs is discussed together. Term religion mention rembugan with deliberation. Deliberations require openness, honesty, and respect for one another. Having the nature of " lumo" is a traditional Javanese term which means generous. The principle of cultural values that is the source of the value of deliberation in Javanese tradition, for example " nek ono wong jaluk diwenehi ditulungi " (if someone asks for help, they are helped). Religious terms say that lumo is fond of sodaqoh and so on. The combination of local values with religious values is what strengthens married couples who do early marriage in living a very difficult life because in fact they are not yet time to build a family because of their young age. The implication of the findings of this study is that religious power is assimilated with local values.

Item Type: Thesis (Dr/PhD)
Uncontrolled Keywords: Perkawinan dini; Ketahanan keluarga; Spiritual coping pada; Pasutri
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life
Divisions: Program Pascasarjana > Program Doktor (S3) > 76003 - Studi Islam (S3)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 09 Sep 2022 07:01
Last Modified: 09 Sep 2022 07:01
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16787

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics