Di tengah maraknya isu ketidakharmonisan hubungan intern, antar umat beragama ternyata masih ada banyak potret kehidupan damai. Salah satu contohnya adalah di daerah Kebumen, tepatnya di desa Purwodadi kecamatan Kuwarasan yang masyarakatnya bisa hidup berdampingan secara rukun dan damai dalam keberagamaannya.
Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah 1) Bagaimana bentuk budaya damai di desa Purwodadi Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen, 2) Bagaimana peran tokoh agama dalam melaksanankan budaya damai 3) Apa sajakah faktor – faktor pendukung dan penghambat budaya damai di desa Purwodadi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk budaya damai yang dilakukan warga masyarakat desa purwodadi. Kemudian untuk mengetahui peran tokoh agama dalam menjaga budaya damai serta untuk mengetahui faktor – faktor pendukung dan penghambat terlaksanya budaya damai di desa Purwodadi Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian Field Research. Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data utama yang berasal dari masyarakat, para ulama, tokoh masyarakat, perangkat desa Purwodadi, sebagian umat Islam, Budha dan Kristen. Adapun data sekundernya yaitu buku – buku, jurnal, majalah dan internet serta hal yang berkaitan dengan masalah tersebut. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode: 1) Observasi, 2) Wawancara, 3) Dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan yaitu metode analisis kualitatif dan deskriptif.
Hasil dari penelitian ini yaitu: bahwa bentuk budaya damai antar umat beragama yang ada di desa Purwodadi Kecamatan Kuwarasan meliputi: 1) sedekah bumi 2) dialog melalui percakapan, 3) donor darah 4) kerja bakti 5) arisan desa 6) pembagian sembako 7) sambatan dan 8) bercocok tanam 9) siskamling 10) sikap inklusif. Kemudian peran tokoh agama dalam hal ini adalah sebagai publik figur, pembimbing, mediator, penghormatan terhadap umat lain. Adapun faktor pendukungnya yaitu faktor sejarah, faktor sosial kemasyarakatan, faktor kepemimpinan, namun ada beberapa penghambatnya yaitu eksklusivisme, karakter manusia yang berbeda – beda, kesenjangan ekonomi, pemahaman keagamaan yang dangkal.