Penggunaan ihtiyath waktu salat dengan acuan waktu tahrim perspektif fiqh Syafi’i dan astronomi

Khurr, Ahmad Zukhruf Nafis (2022) Penggunaan ihtiyath waktu salat dengan acuan waktu tahrim perspektif fiqh Syafi’i dan astronomi. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1502046047_Ahmad_Zukhruf_Nafis] Text (Skripsi_1502046047_Ahmad_Zukhruf_Nafis)
Skripsi_1502046047_Ahmad_Zukhruf_Nafis.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Perlu diketahui bahwa dalam penentuan waktu salat maktubah, tidak semua akhir waktu salat sebagai awal waktu salat berikutnya, begitu pula awal waktu salat bukanlah akhir waktu salat sebelumnya. Ketentuan mengenai akhir waktu salat sebagai awal waktu salat berikutnya tersebut hanya berlaku untuk salat Asar, Isya, dan Subuh. Hal ini disebabkan karena diantara waktu salat maktubah terdapat waktu yang diharamkan untuk melaksanakan salat. Namun demikian, dalam fikih kriteria waktunya tidak disebutkan secara pasti dalam bentuk jam mengenai waktu-waktu yang diharamkan untuk melaksanakan salat. Hal ini menjadi penting karena apabila orang mengakhirkan waktu salat namun tidak mengetahui waktu yang diharamkan untuk melaksanakan salat dalam bentuk jam, maka yang terjadi bukan mendapat pahala melainkan mendapatkan kemakruhan yang mendekati haram. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti kembali kriteria penetapan waktu yang diharamkan untuk melaksanakan salat dalam perspektif fikih yang kemudian diterjemahkan secara astronomis melalui ketinggian matahari pada masing-masing waktu tersebut.
Jenis Penelitian yang digunakan yaitu penelitian normatif berupa penelitian kepustakaan (library research), karena dalam penelitian ini tidak memerlukan eksperimen di lapangan. Adapun metode pengumpulan datanya adalah dengan metode dokumentasi dari buku-buku, kitab, data-data yang menjelaskan mengenai konsep waktu yang diharamkan untuk salat (waktu tahrim) dan literatur falak sebagai data astronominya. Sedangkan dalam analisisnya, penulis menggunakan metode analisis kualitatif yaitu deskriptif analisis.
Hasil dari penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa ada tiga waktu dimana umat Islam dilarang untuk melaksanakan salat dan hukumnya Haram, yaitu ketika terbit matahari sampai sempurna terbitnya dan naik kira-kira satu tombak, ketika matahari berada ditengah-tengah langit sampai condong ke barat (ketika istiwa’), dan ketika terbenam matahari sampai sempurna terbenamnya. Sedangkan salat setelah melaksanakan salat Subuh dan setelah melaksanakan salat Asar hukumnya Makruh.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Waktu Tahrim; Waktu dilarang Salat; Ihtiyath Waktu Salat
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak)
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah > 297.38 Rites, prayer
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 50202 - Ilmu Falak
Depositing User: Erica Visiyam
Date Deposited: 15 Oct 2022 06:35
Last Modified: 15 Oct 2022 06:35
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/17315

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics