Analisis maslahah mursalah terhadap peraturan kepala desa tentang kerjasama penggarapan sawah bengkok : studi kasus di Desa Sendangwungu Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora

Wahyuni, Sri (2022) Analisis maslahah mursalah terhadap peraturan kepala desa tentang kerjasama penggarapan sawah bengkok : studi kasus di Desa Sendangwungu Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1702036155_Sri_Wahyuni_Lengkap] Text (Skripsi_1702036155_Sri_Wahyuni_Lengkap)
Skripsi_1702036155_Sri_Wahyuni.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Kegiatan sewa menyewa merupakan kegiatan untuk mendapatkan manfaat atas suatu barang, tujuan dibentuknya hukum syariah tidak terlepas dari adanya unsur kemaslahatan diprosesnya.Perjanjian sewa menyewa harus jelas pemanfaatannya dan dapat dipertanggung jawabkan antara Mu’jir (orang yang menyewakan) dan Musta’jir (orang yang menerima sewaan.Dalam Islam membahas tentang bermuamalah yang sesuai dengan syara’, agar tujuan dari adanya perjanjian sewa menyewa, ma’qud alaih (objek sewaan) dapat bermanfaat bagi warga desa. Salah satu praktik perjanjian kerjasama sawah bengkok di Desa Sendangwungu, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora ini ialah sewa-menyewa sawah bengkok dengan sistem lelang. Hasil lelang sawah bengkok ini bertujuan untuk kesejahteraan masyarat desa tersebut, dan pemenang lelang atau masyarakat dari Desa Sendangwungu dapat merasakan manfaat dari ma’qud alaih (objek sewaan) untuk kesejahterannya, sedangkan disini pemenang lelang menyewakan kemabali atau mengalihkan sawah bengkok kepada warga yang bukan berasal dari Desa Sendangwungu.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menganalisisnya dalam skripsi, dengan Rumusan Masalah yaitu; 1) Bagamainan praktek perjanjian kerjasama penggarapan sawah bengkok dalam perspektif dari sisi fiqh ijarah di Desa Sendangwungu, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora?.2) Bagaimana respon atau tanggapan tokoh agama terhadap praktek perjanjian kerjasama penggarapan sawah bengkok di Desa Sendangwungu, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora?. 3) Bagaimana Analisis Maslahah Mursalah terhadap praktek perjanjian kerjasama penggarapan sawah bengkok di Desa Sendangwungu, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora?.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara interview (wawancara), dan dokumentasi. Teknik pengelolaan data yang digunakan menggunakan editing dan hasil penemuan data.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, kemudian disimpulkan bahwa akad sewa menyewa sawah bengkok ditinjau dari fiqh ijarah sah dikarena sudah memenuhi rukun dan syarat dari akad ijarah tersebut. Sedangkan pengalihan sewa sawah bengkok yang dilakukan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan pemilik tidak dibenarkan Menurut Ulama Hanafiyah, menyewakan barang yang telah disewa tidak dibenarkan sesuai dengan kaidah yang telah ditulisnya dalam kitab-nya, bahkan jumhur ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa tidak boleh menyewakan sesuatu yang tidak boleh diserahakan dan dimanfaatkan langsung oleh penyewa. Membahas hal yang menjadi mashlahah bagi masyarakat Desa Sendangwungu pengalihan sawah bengkok dari sisi Mashlahah daruriyat yang didapat perjanjian tersebut yang dilanggar secara sepihak maka manfaat dari hasil sawah bengkok tersebut tidak bisa didapatkan oleh warga sendiri dan mengakibatkan rusaknya sendi-sendi kehidupan seperti hilangnya kepercayaan dari masyarakat Sendangwungu, dan timbulnya rasa benci antar warga.

ABSTRACT :
Lease activity is an activity to get benefits for an item, the purpose of establishing sharia law cannot be separated from the existence of an element of benefit in the process. The lease agreement must be clearly utilized and can be accounted for between Mu'jir (the person who rents it out) and Musta'jir (the person who rents it out). accept rent.In Islam discusses bermuamalah in accordance with syara', so that the purpose of the existence of a lease agreement, ma'qud alaih (lease object) can be useful for the villagers. One of the practices of the crooked rice field cooperation agreement in Sendangwungu Village, Banjarejo District, Blora Regency is renting crooked rice fields with an auction system. The results of this crooked rice field auction are for the welfare of the village community, and the auction winner or the community from Sendangwungu Village can feel the benefits of ma'qud alaih (rented object) for their welfare, while here Auction winner leases back or transfers crooked rice fields to residents who are not from Sendangwungu Village.
Based on the above background, the writer is interested in analyzing it in the thesis, with the Problem Formulation, namely; 1) How is the practice of cooperation agreements for cultivating crooked rice fields in perspective from the fiqh ijarah side in Sendangwungu Village, Banjarejo District, Blora Regency? ?. 3) How is Maslahah Mursalah's analysis of the practice of cooperation agreements for cultivating crooked rice fields in Sendangwungu Village, Banjarejo District, Blora Regency?.
The form of this research is field research using a qualitative approach. The method of data collection is done by means of interviews (interviews), and documentation. The data management technique used is editing and data discovery results.
Based on the results of the research obtained, it was concluded that the crooked rice field rental contract in terms of fiqh ijarah was valid because it had fulfilled the pillars and requirements of the ijarah contract. Meanwhile, the transfer of rent for crooked rice fields to third parties without the knowledge of the owner is not justified. According to Hanafiyah scholars, renting out goods that have been rented is not justified in accordance with the rules that have been written in his book, even the majority of fiqh scholars agree that it is not permissible to rent out something that is not illegal. may be handed over and utilized directly by the lessee. Discussing things that become mashlahah for the people of Sendangwungu Village, the transfer of crooked rice fields from the Mashlahah daruriyat side, where the agreement is violated unilaterally, the benefits of the crooked rice fields cannot be obtained by the residents themselves and result in damage to the joints of life such as loss of trust from the Sendangwungu community. , and the emergence of hatred among residents.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Sewa menyewa; Sawah bengkok; Pengalihan objek; Ijarah; Mashlahah mursalah KEYWORDS : Rent a crooked rice field, Transfer of Object, Ijarah, Mashlahah Mursalah
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.27 Islam and social sciences > 297.273 Islam and economics
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74234 - Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Depositing User: Chantika Khoirunnisaa
Date Deposited: 25 Oct 2022 03:01
Last Modified: 25 Oct 2022 03:01
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/17473

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics