Pernikahan beda ágama dalam Al-Qur’an : studi analisis penafsiran Imam Ath-Thabarī terhadap QS. Al-Baqarah ayat 221 dan Al-Maidah ayat 5

Hanif, Agus Ahmad (2022) Pernikahan beda ágama dalam Al-Qur’an : studi analisis penafsiran Imam Ath-Thabarī terhadap QS. Al-Baqarah ayat 221 dan Al-Maidah ayat 5. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1504026035_Agus_Ahmad_Hanif] Text (Skripsi_1504026035_Agus_Ahmad_Hanif)
Skripsi_1504026035_Agus_Ahmad_Hanif.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (6MB)

Abstract

Di Indonesia adalah negara yang majemuk, sehingga tidak bisa hindarkan dengan adanya pergaulan yang semakin luas dan beragam. Hal ini mengakibatkan pergeseran nilai agama yang lebih dinamis daripada yang terjadi pada masa lampau. Bahkan sering terjadi pernikahan beda agama, hal ini menunjukkan bahwa adanya pergeseran nilai- nilai agama yang ada. sehingga menimbulkan adanya perbedaan pendapat antara yang pro dan yang kontra. Penelitian ini berusaha menganalisis pernikahan beda agama dalam Al-Qur’an menurut penfsiran Imam Ath-Thabarī, yang menggunakan surat al- Baqarah ayat 221 dan surat al-Maidah ayat 5, kedua ayat tersebut sama-sama membahas pernikahan beda agama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penafsiran Imam Ath-Thabarī, kemudian apakah penafsiran tersebut masih relevan digunakan di zaman sekarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah “library Research” atau kajian Pustaka dengan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran Imam Ath-Thabarī dalam surat al-Baqarah ayat 221 menjelaskan bahwa ayat tersebut melarang seorang muslim untuk menikahi seorang musyrik dari semua golongan, meskipun mereka telah menjanjikan dalam segala hal didunia, akan tetapi dalam surat al-Maidah ayat 5 ia menjelaskan bahwa menikah dengan non muslim diperbolehkan dengan syarat non muslim itu adalah seorang perempuan yang menjaga kehormatan dari golongan ahli kitab. Adapun penafsiran Ath-Thabarī kalau dilihat dalam konteks sekarang, tidak bisa dijadikan dalil untuk pernikahan beda agama, karena pada zaman sekarang tidak ada lagi ahli kitab yang masih berpegang teguh pada kitab aslinya sesuai dengan kitab yang ada sebelum datangnya Islam.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Pernikahan beda agama; Ahli Kitab; Musyrik; tafsir Al-Quran; Imam Ath-Thabarī
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Putri Ayu Novita
Date Deposited: 25 Oct 2022 03:01
Last Modified: 25 Oct 2022 03:01
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/17474

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics