Yaqṭīn dalam Al-Qur’ān perspektif tafsir dan sains

Putri, Tika Kurnia (2022) Yaqṭīn dalam Al-Qur’ān perspektif tafsir dan sains. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1504026140_Tika_Kurnia_Putri_Lengkap] Text (Skripsi_1504026140_Tika_Kurnia_Putri_Lengkap)
Skripsi_1504026140_Tika_Kurnia_Putri.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Pada dasarnya, al-Qur’ān adalah kitab keagamaan yang berfungsi sebagai petunjuk kepada umat manusia. Meskipun demikian, harus diakui bahwa di dalam Al-Qur’ān, terdapat berbagai isyarat tentang dasar-dasar ilmiah yang meliputi berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan (sains). Salah satu contohnya adalah dalam Al-Qur’ān surat ash-Shaffat ayat 146. Dalam ayat tersebut, penumbuhan yaqṭīn ini berkaitan dengan cerita tentang nabi Yunus yang dimakan ikan hiu lalu di keluarkan dalam kondisi haus dan lelah. Allah tumbuhkan tanaman dari pohon sejenis labu di tanah yang kering nan tandus. Para mufasir menafsirkan kata yaqṭīn dengan arti labu kuning atau pumpkin (Eng).
Rumusan dari permasalahan ini adalah bagaimana penafsiran para mufasir tentang yaqṭīn dan relasi penafsiran mufaasir dengan ilmu sains. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat kepustakaan. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan membuka berbagai kitab tafsir yang penulis gunakan dalam penulisan ini, diantaranya adalah tafsīr al-Kabir Mafatih bil Ghaib, tafsīr al-Jami’ li Ahkām al-Qur’ān, tafsīr Ibnu Katsīr, tafsīr ‘Ilmy Kemenag, tafsīr al-Misbāh, Al-Jawahīr fī Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm, dan tafsīr al-Ayat al-Kauniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm. Selain kitab tersebut penulis juga menggunakan buku-buku sains, jurnal, serta literatur lainnya. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan relasi agama dan sains dengan teori integrasi yang dikemukakan oleh Ian G Barbour. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa adanya relasi antara penciptaan yaqṭīn dengan kondisi yang dialami oleh Nabi Yunus pada saat itu. Disebutkan dalam sains bahwasannya, labu merupakan sumber yang baik bagi tubuh karena mengandung vitamin A. Labu juga mengandung vitamin dan mineral yang cukup beragam yang komponennya terdiri dari 90.8% air, 6.45% zat tepung, 0.02% lemak, dan 1.1% protein.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Yaqṭīn; Labu; Sains; Al-Qur’ān
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Putri Ayu Novita
Date Deposited: 26 Oct 2022 04:38
Last Modified: 26 Oct 2022 04:38
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/17509

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics