Pemaknaan fī sabīlillāh dalam aṣnaf zakat perspektif Ibnu Kaṡīr dan Hamka (studi komparatif)

Fitriyani, Minnatul (2022) Pemaknaan fī sabīlillāh dalam aṣnaf zakat perspektif Ibnu Kaṡīr dan Hamka (studi komparatif). Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo.

[thumbnail of Skripsi_Lengkap_1804026159_Minnatul_Fitriyani] Text (Skripsi_Lengkap_1804026159_Minnatul_Fitriyani)
Skripsi_1804026159_Minnatul_Fitriyani.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Fī sabīlillāh merupakan salah satu aṣnaf zakat yang memiliki multi konsep. Berbeda dengan ketujuh asnaf lainnya, fī sabīlillāh ini masih terlihat umum atau global serta belum terdapat kejelasan untuk siapa dan apa ditujukannya. Terdapat beberapa ulama yang meluaskan makna fī sabīlillāh, sebagian yang lain mempersempitnya dengan kadar jihad, latar belakang dan situasi kondisi yang terjadi pada masing-masing ulama atau mufassir tersebut. Diantaranya seperti Ibnu Kaṡīr dan Buya Hamka yang memiliki persamaan dan perbedaan didalam tafsirnya ketika memaknai fī sabīlillāh dalam Q.S At-Taubah ayat 60. Melihat hal tersebut, maka penelitian ini membahas tentang fī sabīlillāh dalam Q.S At-Taubah ayat 60 dari kedua mufassir tersebut.
Skripsi ini menggunakan dua rumusan masalah yakni: (1) Bagaimana penafsiran Ibnu Kaṡīr dan Buya Hamka mengenai fī sabīlillāh dalam Q.S at-Taubah ayat 60? (2) Bagaimana relevansi penafsiran Ibnu Kaṡīr dan Buya Hamka terhadap fī sabīlillāh Q.S at-Taubah ayat 60 pada kehidupan masyarakat zaman sekarang?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian library research (studi pustaka). Library Research merupakan sumber data yang diperoleh dari kitab, buku-buku, dokumen, artikel maupun jurnal yang dalam hal ini relevan dengan fī sabīlillāh dalam Q.S At-Taubah ayat 60. Sedangkan metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis isi dengan deskriptif-analisis, kemudian menggunakan metode pendekatan muqaran atau komparatif yaitu dengan membandingkan untuk menemukan persamaan dan perbedaan dari masing-masing obyek yang akan diteliti.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ibnu Kaṡīr dalam tafsirnya Al-Qur’ān Al-‘Aẓīm memaknai fī sabīlillāh sebagai para mujahid atau orang-orang yang ikut serta dalam peperangan. Sedangkan Buya Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar, beliau lebih memperluas makna fī sabīlillāh tidak hanya terbatas jihad dalam peperangan. Pemaknaan fī sabīlillāh sebagai para mujahid yang ikut serta dalam peperangan menjadi kurang relevan dengan kehidupan masyarakat di zaman sekarang karena perjuangan yang dihadapi umat masa kini bukan lagi peperangan fisik melawan orang-orang musyrik. Sedangkan pemaknaan fī sabīlillāh menurut Buya Hamka menjadi lebih relevan dengan kehidupan masyarakat di zaman sekarang, karena beliau memaknai fī sabīlillāh secara lebih luas, tidak hanya terbatas jihad atas peperangan saja.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Fī sabīlillāh; Mustahik; Zakat; Ibnu Katsir: Hamka
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Erica Visiyam
Date Deposited: 07 Dec 2022 04:32
Last Modified: 07 Dec 2022 04:32
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/18254

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics