Penelitian ini membahas mengenai Pembacaan Wirid 70 Hajat di Pondok Pesantren Nurul Maghfiroh Tegalrejo Magelang (Studi Living Qur’an). Pembacaan Wirid ini dilakukan seperti wirid-an pada umumnya, hanya saja yang membuat unik pada penelitian ini di dalamnya terdapat pembacaan ayat Al-Qur’an surat Al-Imron ayat 18-19 dan 26-27. Dalam penelitian ini tentu mengandung nilai penting di dalamnya sehingga melalui skripsi ini, penulis akan menelusuri sejarah pembacaan wirid 70 hajat dan bagaimana praktik pelaksanaannya serta bagaimana pemaknaan pembacaan wirid 70 hajat bagi pengasuh dan santri Pondok Pesantren Nurul Maghfiroh Tegalrejo Magelang. Penelitian ini adalah penelitian field research dengan metode pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian data-data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan pendekatan teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim. Hasil penelitian skripsi ini yaitu pembacaan wirid 70 hajat di Pondok Pesantren Nurul Maghfiroh Tegalrejo Magelang yang dilakukan secara rutin setiap hari selesai salat Maghrib. Adapun makna pembacaan wirid 70 hajat ini meliputi tiga poin, yang pertama makna objektif yaitu kegiatan rutin yang harus diikuti oleh semua santri. Kedua, makna ekspresif yaitu mengajarkan pada semua santri agar senantiasa mengamalkan agar nantinya mendapatkan barokahnya dari pembacaan ayat tersebut. Yang terakhir adalah makna dokumenter yaitu secara tidak disadari bahwa amalan Pembacaan wirid 70 hajat ini menunjukan sebuah tradisi secara menyeluruh.