Memperoleh keturunan sebagai tujuan menikah dalam Al-Qur’an : pendekatan Tafsīr Maqāṣidī

A’yuniyyah, Qurrah (2022) Memperoleh keturunan sebagai tujuan menikah dalam Al-Qur’an : pendekatan Tafsīr Maqāṣidī. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1904026064_Qurrah A_yuniyyah_Full] Text (Skripsi_1904026064_Qurrah A_yuniyyah_Full)
1904026064_Qurrah A_yuniyyah_Full Skripsi - Qurrah Ayuniyyah UIN Walisongo Semarang.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini berangkat dari fenomena yang sempat ramai diperbincangkan dan menuai pro kontra khususnya ketika ditinjau dari pandangan Islam, yakni fenomena childfree berupa keputusan seseorang untuk hidup bebas anak, meskipun secara fisik sebenarnya mampu memperoleh keturunan dari hubungan suami-istri. Keputusan ini secara mendasar bertentangan dengan naluri manusia dan nilai-nilai syariat, terutama di Negeri Indonesia yang cenderung pronatalis. Sebagian darinya beralasan karena khawatir hanya akan menyengsarakan dirinya dan kehidupan anak tersebut kelak disebabkan tidak mampu menjalankan tanggung jawab sebagai orangtua dengan baik. Di sisi lain terdapat fenomena yang terkesan kontradiktif dengan fenomena sebelumnya bahwa beberapa pasangan ditakdirkan untuk tidak bisa memiliki anak atau mengalami kemandulan. Kebanyakan darinya sangat mendambakan dianugerahi sosok buah hati, namun ketetapan-Nya berkata lain. Kedua fenomena ini menunjukkan keterkaitan yang erat dengan persoalan menikah, fenomena pertama yakni melangsungkan pernikahan tetapi tidak menjadikan anak sebagai impian dan tujuan dari pernikahannya, sebaliknya fenomena kedua yakni menjalani hubungan pernikahan tetapi ditakdirkan oleh Allah Swt. untuk tidak bisa mempunyai anak. Sehingga tulisan ini akan menjabarkan bagaimana penafsiran ayat-ayat mengenai memperoleh keturunan sebagai tujuan menikah dalam Al-Qur’an dan mencoba meninjaunya pula berdasarkan pendekatan tafsīr maqāsidī.
Jenis penelitian ini berupa library research dengan merujuk pada data-data kepustakaan yakni bersumber dari kitab-kitab tafsir karya ulama klasik maupun kontemporer, diantaranya Tafsīr al-Qur’an al-Adzhim karya Ibnu Katsir, Tafsīr al-Marāghi karya Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsīr al-Munīr karya Wahbah Az-Zuhaili, Tafsīr al-Qur’anul Majid an-Nūr karya Hasbi Ash-Shiddieqy, dan Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab. Selain itu juga merujuk pada sejumlah literatur seperti artikel jurnal, buku, dan penelitian terdahulu lainnya yang berkesinambungan dengan tema pembahasan. Penulis menggunakan empat ayat dalam menguraikan masalah ini lebih mendalam. Dalam QS. An-Nahl [16]:72 disebutkan bahwa Allah telah menciptakan pasangan bagi manusia dan dianugerahi anak atas hubungan tersebut; QS. Ali-Imran [3]:14 bahwa anak dijadikan sesuatu yang indah dan kebahagiaan di dunia; QS. Al-Furqan [25]:74 berisi harapan dikaruniai pasangan dan keturunan yang menjadi sosok penenang dan senantiasa melakukan ketaatan; serta QS. Asy-Syūrā [62]:50 yang menegaskan bahwa persoalan keturunan adalah kehendak dan takdir Allah. Penelitian ini menggunakan metode maudhu’i dengan analisis melalui pendekatan tafsīr maqāsidī. Tahap analisis ini akan mengumpulkan ayat-ayat yang berada pada ranah pembahasan yang sama, mengkaji penafsirannya, menilik aspek wasilah dan maqāsid, hingga diperoleh kesimpulan yang bersifat komprehensif.
Melalui analisis tersebut dengan menelisik penjabaran para mufassir dan menerapkan pendekatan tafsīr maqāsidī, penulis dapat menyimpulkan bahwa memperoleh keturunan termasuk tujuan dari syariat pernikahan, akan tetapi tidak menjadi satu-satunya tujuan yang mutlak. Pernikahan merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan atas fitrah manusia dalam menjalin hubungan suami-istri dan kecintaan terhadap anak. Kedudukan anak diantaranya dapat menjadi sumber kesenangan dan sebagai penyejuk jiwa, darinya tidak semata bernilai kebahagiaan duniawi tetapi juga dapat memberikan ketenangan menuju kebahagiaan ukhrawi. Namun faktanya beberapa orang hidup tanpa anak disebabkan pilihan ataupun takdir yang ditetapkan baginya, karena persoalan keturunan semata berada pada koridor ketetapan dan kekuasaan Allah Swt. Maqāsid dari pernikahan adalah untuk menjalankan ibadah dan memberikan ketenteraman. Adapun wasilah dalam mencapai tujuan tersebut tidak hanya dengan memperoleh keturunan, melainkan masih banyak sarana lain yang meliputi darinya sisi-sisi kemaslahatan.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Memperoleh keturunan; Tujuan menikah, Tafsīr Maqāsidī
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Fahrurozi Fahrurozi
Date Deposited: 18 Jan 2023 02:39
Last Modified: 18 Jan 2023 02:39
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19018

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics