Penyusunan skripsi ini dilatarbelakangi oleh angka kasus perceraian terus meningkat setiap tahunnya. Kasus perceraian di Indonesia menyentuh angka 353.843 kasus pada tahun 2015, kemudian meningkat menjadi 365.654 kasus pada tahun 2016, dan meningkat lagi menjadi 374.516 kasus pada tahun 2017, dan terakhir meningkat menjadi 408.202 kasus pada 2018 dan 439.002 kasus pada tahun 2019 (Nurhalisa, 2021). Dalam pra riset yang penulis lakukan melalui wawancara pada bulan oktober 2021 di kantor KUA kecamatan Tugu, Penyuluh menyampaikan bahwa mayoritas calon pengantin kurang memperhatikan dan kurang menyadari pentingnya bimbingan yang diberikan oleh KUA. Selain itu, berdasarkan data dari pengadilan agama kelas 1 A Kota Semarang, jumlah perceraian dalam kurun waktu Januari sampai Juli 2021 terdapat sebanyak 2045 kasus. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi dakwah yang digunakan oleh pegawai penyuluh di KUA kecamatan Tugu kota Semarang dalam membimbing pengantin baru untuk mewujudkan keluarga sakinah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dimana pada penelitian ini peneliti meneliti mengenai pembinaan keluarga sakinah menurut studi kasus KUA Kecamatan Tugu Kota Semarang. Peneliti mengumpulkan informasi secara rinci dan mendalam selama penelitian. Penelitian ini menitikberatkan pada faktor-faktor pendukung dan penghambat KUA Kecamatan Tugu dalam merencanakan dan mempersiapkan serta melaksanakan pembinaan keluarga sakinah kepada masyarakat di Kecamatan Tugu. Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini berupa catatan dan rekaman hasil wawancara dengan tiga pegawai penyuluh KUA Kecamatan Tugu Kota Semarang sebagai narasumber. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penyuluh KUA Kecamatan Tugu melakukan pembinaan keluarga sakinah di Kecamatan Tugu dengan menggunakan strategi : (1) Melalui perantara tokoh masyarakat, masjid, dan pesantren, serta ibu-ibu PKK, (2) Media sosial Facebook (3) Sosialisasi-sosialisasi di majelis-majelis ta’lim. Penyuluh KUA sebagai da’i melakukan metode dakwah (thoriqoh) dengan melalui tokoh masyarakat dan media sosial Facebook sebagai media atau alat (wasilah) untuk menyampaikan keutamaan keluarga sakinah sebagai materi dakwah atau isi pesan (maddah) kepada masyarakat sosial sebagai objek sasaran dakwah (mad’u) dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan kepada konsultan dalam memberikan umpan balik (atsar)