Reportase selama pandemi COVID-19 yang dilakukan jurnalis Jawa Tengah terdapat tantangan baru diantaranya: resiko tertular virus COVID-19, bekerja dari rumah, hambatan proses reportase, hingga terkena psikis atau mental saat bekerja karena adanya tekanan yang dialami jurnalis muslim yang bekerja di perusahaan media televisi Jawa Tengah. Perubahan SOP (Standard Operating Procedure) atau perubahan prosedur dalam bekerja karena anjuran mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah menimbulkan tantangan dalam menjalankan tugas mulianya dikondisi pandemi sekalipun. Pandemi COVID-19 berdampak pada kualitas dan kuantitas reportase selama masa pandemi, dikarenakan sulitnya akses wawancara dan pengambilan gambar. Berdasarkan uraian di atas, masalah yang diangkat pada penelitian ini ialah bagaimana jurnalis televisi di Jawa Tengah dalam meliput berita di masa pandemi COVID-19 dan bagaimana tantangan jurnalis televisi di Jawa Tengah dalam meliput berita di masa pandemi COVID-19. Subjek penelitian ini yaitu enam orang jurnalis muslim yang bekerja di perusahaan media televisi di Jawa Tengah dari televisi yang berbeda. Untuk mengungkap persoalan tersebut, menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara kepada informan. Kemudian menganalisis fenomena dengan metode analisis terstruktur dan spesifik yang dikembangkan oleh Moustakas pada tantangan reportase berita selama pandemi COVID-19 di kalangan jurnalis muslim televisi di Jawa Tengah.
Hasil penelitian tentang jurnalis televisi dan tantangan reportase selama pandemi COVID-19 di Jawa Tengah bahwa, para informan memiliki kendala selama reportase di masa pandemi COVID-19, diantaranya dikarenakan adanya perubahan SOP atau perubahan prosedur dalam bekerja di tempat kerja, pandemi COVID-19 berdampak pada kinerja jurnalis selama reportase. Sulitnya akses wawancara terhadap narasumber juga menjadi tantangan bagi jurnalis televisi dalam bekerja. Rasa cemas dan khawatir timbul selama bekerja hingga mengalami psikis. Meskipun fasilitas kesehatan yang diberikan untuk para jurnalis televisi ada, namun kecemasan akan kesehatan menjadi kekhawatiran bagi jurnalis muslim yang bekerja di perusahaan media televisi Jawa Tengah selama pandemi COVID-19.